Saham Evergrande Ditangguhkan Sementara dari Perdagangan

Situasi ini akan bertahan hingga munculnya info internal.

Saham Evergrande Ditangguhkan Sementara dari Perdagangan
Shutterstock/hxdbzxy
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Saham perusahaan properti China Evergrande Group ditangguhkan pada perdagangan Senin (3/1). Situasi ini terjadi, menyusul kegagalan membayar utang, berupa US$300 miliar kewajiban dan hampir US$20 miliar obligasi pasar internasional.

Namun demikian, lama penangguhan ini tidak diketahui dan hanya menyisakan petunjuk hingga “informasi internal” dirilis.

Mengutip laman Reuters (3/1), pada Desember lalu, Evergrande sudah dinyatakan gagal bayar oleh perusahaan pemeringkat. "Mengingat risiko yang dihadapi Grup saat ini, Komite Manajemen Risiko China Evergrande Group memanfaatkan sumber dayanya yang luas dan akan secara aktif terlibat dengan kreditur Grup," kata Evergrande dalam sebuah pernyataan.

Evergrande diperintahkan untuk menghancurkan konstruksi ilegal

Selama akhir Desember lalu, pemerintah kota di pulau resor Hainan China memerintahkan Evergrande untuk menghancurkan 39 bangunan tempat tinggal milik perusahaan dalam kurun 10 hari karena konstruksi ilegal. Bangunan tersebut membentang sepanjang lebih dari 435.000 meter persegi. Namun, Evergrande enggan menanggapi perkembangan di Hainan.

Sehari setelahnya, Evergrande memutar kembali rencana untuk membayar investor dalam produk manajemen kekayaannya. Perusahaan mengatakan, setiap investor dalam produk manajemen kekayaannya dapat menerima 8.000 Yuan atau US$1.257 per bulan sebagai pembayaran pokok selama tiga bulan terlepas dari kapan investasi jatuh tempo.

"Pasar mengamati kemajuan pelepasan aset dari Evergrande untuk membayar utang, tetapi prosesnya akan memakan waktu," kata Conita Hung, direktur strategi investasi di Tiger Faith Asset Management, seperti dikutip Reuters. "Dan perintah pembongkaran di Hainan akan melukai sedikit kepercayaan pembeli rumah yang tetap ada di perusahaan."

Berusaha membalikkan keadaan

Pada pekan terakhir 2021, Evergrande menyatakan bahwa 91,7 persen konstruksi proyek nasionalnya kembali dilanjutkan setelah tiga bulan berusaha keras. Sebelumnya, banyak proyek dihentikan setelah pengembang gagal membayar para pemasok dan kontraktor. Saham Evergrande pun ditutup pada 1,59 dolar Hongkong pada Jumat  (30/12) dan anjlok hingga 89 persen sepanjang tahun lalu.

Sementara, pada perdagangan Senin sore (3/1), unit mobil listrik China Evergrande New Energy Vehicle Group berhasil membalikkan kerugian awal dengan kenaikan sebesar 14 persen, diikuti unit manajemen properti Evergrande Services yang juga berbalik untung 1 persen.

Efek domino di industri properti Cina

Masalah Evergrande tahun 2021 telah memicu krisis luas di antara perusahaan properti Cina yang terlilit hutang. Kaisa, pengembang besar lainnya juga sedang dalam pembicaraan dengan pemegang obligasi dan mencakup beberapa dana investasi terbesar di dunia, dikabarkan gagal membayar obligasi jatuh tempo US$400 juta bulan ini.

Pengembang lainnya, Fantasia dan China Modern Land juga telah gagal dalam beberapa bulan terakhir. Sementara perusahaan pemeringkat kredit dan analis bank memperingatkan bahwa sejumlah perusahaan besar lainnya juga memiliki risiko sama.

Nasib Evergrande dan perusahaan properti Cina lainnya yang berutang, telah mencengkeram pasar keuangan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran akan efek lanjutan dan memaksa pemerintah Beijing berulang kali berusaha meyakinkan investor.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi