Sony Sebut Nilai Pasar Kamera Sinematik Terus Meningkat, Ini Alasannya

Sony Indonesia pun meluncurkan kamera sinematik Venice 2.

Sony Sebut Nilai Pasar Kamera Sinematik Terus Meningkat, Ini Alasannya
Konferensi pers, Alpha Festival 2023, di Kuningan, Jumat (3/3). (Fortuneidn/Bayu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sony Indonesia memperkirakan pasar kamera sinematik global terus bertumbuh. Hal ini ditandai dengan penjualan kamera sinematik yang meningkat cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Guna meraih pasar cinema line,perusahaan terus berinovasi mengikuti kebutuhan para pengguna. “Mulai dari (kamera sinematik) FX-9, FX-6, FX-3, hingga yang terbaru FX-1. Dan kini, kami meluncurkan kamera sinematik terbaru Venice 2,” kata Marketing Direktor PT Sony Indonesia, Satoshi Shimada, dalam konferensi pers, Alpha Festival 2023, di Kuningan, Jumat (3/3).

Venice 2 merupakan model flagship terbaru yang menjadi tambahan pada jajaran kamera sinema digital kelas atas Sony. Dirancang berdasarkan kekuatan pendahulunya, Venice 2 memiliki berbagai fitur baru, dan mewarisi fitur-fitur populer dari model sebelumnya untuk semakin meningkatkan pengoperasian dan keserbagunaan. Salah satu fitur terbaru adalah Extension System yang membuat kamera bisa digunakan dengan lebih bebas untuk pengambilan gambar dengan angle-angle sulit.

Pengguna kamera sinematik di Indonesia semakin populer, seiring dengan perkembangan bisnis perfilman yang terus berkembang. “Pasar pengguna kamera sinematik sendiri sudah besar di Indonesia,” katanya. “Sony mampu mempertahankan market share-nya sebagai yang pertama di Indonesia.”

Tak hanya film layar lebar, hadirnya platform Over the Top (OTT) dengan berbagai konten serial yang semakin banyak, ditambah dengan industri periklanan, dan konten-konten video digital berkualitas, menjadi alasan yang membuat perusahaan optimis pasar kamera sinematik akan terus bertumbuh ke depan. 

Pasti berkembang

President Director PT Sony Indonesia, Koji Sekiguchi. (Fortuneidn/Bayu)

President Director PT Sony Indonesia, Koji Sekiguchi, menambahkan bahwa pertumbuhan pasar produk Cinema Line Sony akan cukup besar, terlihat dari antusiasme peserta insan perfilman dalam kompetisi World of Film yang diadakan oleh Sony untuk area Asia-Pasifik.

“Film terbanyak yang ikut dalam kompetisi ini adalah dari Indonesia. Ini menunjukkan dunia film Indonesia semakin berkembang, terutama bagi para film maker-nya itu sendiri,” kata Koji.

Strategi pasar

Awak media berkesempatan mencoba pengalaman menggunakan kamera Sony, di Aplha Festival 2023. (Fortuneidn/Bayu)

Selain pasar pengguna kamera film sinematik, Sony sudah menyiapkan berbagai strategi untuk beberapa produknya di sejumlah target pasar kamera. Pasar kamera sinematik banyak digunakan oleh para pembuat film, termasuk dokumenter; lalu para pengguna di kelas video event; dan terakhir ada juga kamera yang ditujukan bagi para kreator konten digital, seperti vlogger atau Youtuber.

“Kalau untuk kreator konten, kami merekomendasikan kamera di kategori Alpha Line. Dengan adanya Alpha Community, berbagai macam workshop bagi para kreator, dan cara-cara enggangement lainnya, bisa menstimulasi daya tarik di pasar yang cukup besar ini,” kata Satoshi secara khusus kepada Fortune Indonesia.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI