Strategi PLN Menanggapi Peningkatan Konsumsi Listrik

Perekonomian berangsur pulih, kebutuhan listrik meningkat.

Strategi PLN Menanggapi Peningkatan Konsumsi Listrik
Salah satu pembangkit listrik di Maumere, NTT. (ShutterStock_gungpri)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Seiring pulihnya aktivitas masyarakat selama penurunan kasus penularan virus corona, konsumsi listrik pun meningkat. Kondisi perekonomian nasional yang tumbuh positif hingga 7 persen pada semester 1-2021 menandai peningkatan kebutuhan listrik di tengah masyarakat.

PT PLN (Persero) melihatnya sebagai peluang untuk memaksimalkan layanan sekaligus mengembangkan bisnis. Beberapa strategi disiapkan demi menanggapi kenaikan kebutuhan listrik di masa mendatang.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari, optimistis pemulihan ekonomi yang mulai terasa bisa mendorong perbaikan konsumsi listrik. "Dengan adanya program hidup bersama pandemi dan ekonomi mulai bergeliat, kami berharap konsumsi listrik juga mulai membaik. Kami terus mengawal dan mendampingi PLN untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan," ujarnya.

4 strategi yang dilakukan PLN

Strategi pertama PLN adalah memastikan pelanggan mendapatkan pasokan listrik berapa pun daya yang mereka butuhkan. Besarnya daya listrik yang mampu dihasilkan PLN saat ini 57 GW. Jumlah ini akan bertambah seiring penyelesaian proyek-proyek pembangkit 35 GW.

"Dengan pasokan daya yang dimiliki saat ini, PLN memastikan kebutuhan listrik untuk masyarakat lebih dari cukup. Pasokan yang andal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, dalam sebuah pernyataan resmi.

Dari sisi penyambungan baru, Bob memastikan proses sambung baru dan tambah daya bisa lebih cepat. "Dengan PLN Mobile, layanan PLN semakin mudah dan cepat didapatkan oleh pelanggan," ucapnya.

Ketiga, selain menyasar industri dan rumah tangga, PLN juga sedang menangkap sektor pertanian, budidaya ikan, maupun perkebunan. Selama ini, sektor ini masih kerap menggunakan BBM sebagai bahan bakar peralatan produksinya.

"Dari segi biaya dan efisiensi, kita pastikan lebih andal dengan memakai listrik. Sehingga masyarakat bisa meningkatkan produktivitasnya," kata Bob.

Strategi terakhir adalah bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi listrik. PLN pun terus memberikan kemudahan dan stimulus listrik bagi pelanggan, mulai dari diskon tambah daya hingga diskon pemakaian listrik saat malam hari bagi Industri.

Rencana kendaraan listrik dan investasi bisnisnya

Bob mengungkapkan bahwa PLN juga menyambut baik dijalankannya aturan baru terkait tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan listrik, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74/2021. Peraturan ini akan berlaku per 16 Oktober 2021. Melalui peraturan ini, harga jual kendaraan listrik di Indonesia akan turun dan diharapkan dapat meningkatkan penggunaan serta investasi kendaraan listrik di Indonesia.

"Dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan konsumsi listrik lebih baik lagi, khususnya di tengah kondisi cadangan daya listrik PLN yang cukup banyak," ujar Bob.

Untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di masyarat, Bob menyampaikan, PLN siap menyediakan listrik untuk pemilik kendaraan listrik dan memberikan insentif kepada pengguna kendaraan listrik biaya penyambungan guna tambah daya listrik di rumah. Selain itu, PLN juga memberi diskon tarif listrik mulai pukul 22.00-05.00, khusus untuk pengisian daya kendaraan listrik di rumah.

PLN juga telah menyediakan 42 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia. Tahun ini, PLN berencana menambah 168 unit SPKLU baru. Dari jumlah ini, sebanyak 67 unit SPKLU bakal dibangun oleh PLN sendiri, sementara 101 unit SPKLU lainnya diharapkan dibangun oleh swasta.

Konsumsi listrik yang meningkat

Hingga Agustus 2021, realisasi konsumsi listrik mencapai 166,17 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,5 persen dibandingkan tahun lalu.

Bob Saril mengatakan beberapa sektor kegiatan ekonomi seperti rumah tangga, industri dan bisnis retail terpantau mulai menggeliat. Sektor industri bahkan mencatatkan pertumbuhan konsumsi listrik cukup signifikan mencapai 10,5 persen selama Agustus 2021.

“Ini sangat membahagiakan bagi kita semua. Sektor industri ini efek dominonya besar. Ini menjadi sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi kita sudah mulai membaik," ujar Bob.

Sektor industri mengalami pertumbuhan, khususnya di industri besi baja, pengolahan kimia dan pengolahan makanan. Sektor tekstil juga cukup menggembirakan karena berkontribusi 23,4 persen dari pertumbuhan sektor ini. Sedangkan, industri baja berkontribusi 21,7 persen dan sektor rumah tangga tumbuh 2,3 persen.

“Semoga ini tetap akan tumbuh ke depan. Sebab, dengan banyaknya vaksinasi yang dilakukan, maka semakin banyak masyarakat yang beraktivitas. Artinya, spending money yang dilakukan juga bisa mendorong pemulihan ekonomi," katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Harga Eceran Tertinggi (HET): Pengertian dan Aturannya
United Tractors (UNTR) Bagi Dividen Rp5,7 Triliun, Ini Tanggalnya
DANA Gandeng Microsoft Integrasikan Teknologi AI Dalam Bisnis
Tips Keluar Memutus Rantai Jebakan Generasi Sandwich
Sido Muncul Bukukan Kenaikan Laba Bersih Hingga Rp390 Miliar