Tahapan Untuk Memulai Bisnis Makanan Bagi Pemula

Kita tidak bisa sembarangan memulai bisnis makanan.

Tahapan Untuk Memulai Bisnis Makanan Bagi Pemula
Ilustrasi makanan khas Indonesia. Shutterstock/Ariyani Tedjo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Saat ini memulai bisnis makanan bukan lagi mimpi karena semua orang bisa melakukannya. Pembedanya hanyalah strategi dan konsistensi dalam menjalankan bisnisnya.

Bisnis makanan atau kuliner tergolong sebagai subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang menyumbang PDB tertinggi, selain kriya dan fesyen. Selain itu, makanan atau pangan sendiri merupakan bagian dari kebutuhan utama hidup manusia.

Meski begitu, untuk memulai bisnis makanan, kita tidak boleh sembarangan, apalagi jika bisnis ini nantinya akan menopang pendapatan kita di masa depan. Ada banyak hal harus dipersiapkan saat akan memulai bisnis tersebut. Berikut ini, Fortune Indonesia akan merangkumkannya dari sumber-sumber, seperti Glints, Foodizz, dan Skillacademy by Ruangguru.

1. Menentukan ide bisnis makanan

Ilustrasi Sate Padang. Shutterstock/Sony Herdiana

Semua berawal dari ide dan gagasan. Hal ini penting karena akan menjadi landasan filosofis utama dari bisnis makanan yang akan kita bangun. Untuk mengawalinya, kita bisa berangkat dari makanan kesukaan kita, diskusi bersama orang terdekat, hingga mencari inspirasi dari berbagai sumber–seperti YouTube, majalah, atau observasi lapangan.

Dalam tahap ini, kita bisa dengan bebas menyebutkan sebanyak-banyaknya ide bisnis makanan yang ingin kita jalani. Semakin banyak ide, semakin leluasa kita menetapkan yang nantinya paling realistis. Jangan lupa, saat membuat pilihan, pertimbangan kelebihan dan kekurangan harus disertakan.

2. Amati kompetitor

Ilustrasi kuliner Spanyol/Dok. Pixabay/EstudioWebDoce/24 images

Dalam pencarian ide, kita perlu mempelajari juga kompetitor-kompetitor yang sekiranya memiliki jenis usaha mirip dengan ide-ide kita. Hal ini bukan cuma berguna untuk memetakan kekuatan yang ada di pasaran, namun juga belajar dari para pesaing tentang apa saja kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki.

Dengan mengamati kelebihan dan kekurangan mereka, kita boleh meniru apa yang baik dan meninggalkan apa yang dirasa kurang baik dari mereka. Namun, jangan lupa untuk tetap berinovasi lewat modifikasi-modifikasi menarik dan unik, agar usaha makanan kita memiliki nilai tambah yang berbeda dari para kompetitor. Khusus untuk tahapan ini, nantinya akan selalu kita ulang selama bisnis berjalan, sebagai acuan evaluasi dan perbaikan.

3. Buat perencanaan bisnis

Ilustrasi kue putu. Shutterstock/Herman Suparman

Setelah ide ditemukan dan pelajaran berharga dari para kompetitor didapat, maka langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan bisnis yang akan menjadi bagian penting dan mendasar dalam sebuah bisnis makanan. Dalam tahap ini, kita dituntut untuk lebih realistis menentukan ide mana saja yang punya potensi terbaik diterapkan menjadi sebuah bisnis. Idealisme kita terkadang banyak terbentur dalam tahap ini.

Oleh karena itu, diskusi bersama orang yang lebih berpengalaman atau pihak yang memahami cara kerja bisnis amat diperlukan. Hal ini akan membuat fondasi bisnis kita nantinya akan lebih matang dan kuat, sekaligus memudahkan langkah kita pada pentahapan selanjutnya.

Perlu diingat, bisnis makanan bukan sekadar soal memasak makanan yang enak, tapi lebih banyak lagi unsur lain yang perlu dikelola. Perencanaan bisnis yang baik akan menjadi pedoman yang kuat bagi perjalanan bisnis makanan kita ke depannya. Selain itu, keberlanjutan bisnis kita pun sangat tergantung pada kematangan perencanaan yang dibuat.

Beberapa hal yang harus ditentukan dalam perencanaan bisnis antara lain struktur bisnis berikut konsepnya, perencanaan keuangan, target pasar, keunikan produk, strategi promosi, sistem harga, hingga manajemen tenaga kerja.

Upayakan permodalan

Ilustrasi kuliner khas Bali. Shutterstock/Space_Cat

Saat perencanaan bisnis dirasa sudah cukup matang, maka kita bisa mulai beralih ke permodalan. Setiap bisnis pasti membutuhkan modal untuk bisa berjalan. 

Ada banyak sumber yang bisa menghadirkan modal–mulai dari pinjaman langsung ke orang terdekat maupun pengajuan pinjaman ke bank. Semua tentu harus disesuaikan dengan kondisi bisnis yang kita miliki.

Bila kita ingin membuat jenis bisnis makanan yang sederhana, mungkin pinjaman dari keluarga atau teman saja cukup. Namun, untuk jenis bisnis makanan yang besar dan rumit, pinjaman bank bisa menjadi pilihan. Walaupun demikian, untuk modal awal sebaiknya kita dapat dari dana pribadi yang terhimpun dulu, supaya potensi gagal bayar pinjaman bisa terhindarkan.

Yang perlu diperhatikan, bila modal kita dapatkan dari investor atau pinjaman, unsur keabsahan harus bisa kita pastikan aman. Dengan menuangkannya dalam perjanjian kerja sama yang sah secara hukum–baik dengan materai maupun jasa notaris–maka berbagai kerja sama permodalan yang dilakukan akan lebih nyaman bagi kita maupun pihak pemodal.

5. Mencari pemasok yang terbaik

Cat & the Fiddle/Dok. Burpple

Langkah berikutnya yang bisa kita lakukan adalah mencari pemasok bahan baku yang bisa bekerja sama dengan baik dan memberi dampak efisiensi dengan kualitas terbaik. Dua hal ini memang sering kali sulit untuk disandingkan bersamaan, karena umumnya harga murah akan menghasilkan produk berkualitas buruk, begitu juga kualitas terbaik biasanya memiliki harga yang mahal.

Menjaga hubungan baik dengan para pemasok merupakan faktor penting. Selain dapat membangun kerja sama, hubungan yang baik tersebut juga dapat membuka peluang untuk mendapatkan harga relatif murah dari yang lain.  Jangan sampai kita terlalu bergantung pada pemasok,.karena dengan memiliki banyak pilihan, bisa jadi solusi ketika pemasok yang satu tidak bisa menyediakan apa yang kita butuhkan. Selain itu, harga bahan baku yang murah tentunya bisa jadi keuntungan tersendiri.

6. Finalisasi

Ilustrasi Soto Bokoran 1949/Instagram.com/bemp7777

Setelah pemasok sudah aman, berikutnya adalah finalisasi dari bisnis yang akan dijalankan. Pada tahap ini, kita harus memeriksa kembali hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan sembari melengkapi apa yang diperlukan secara operasional, mulai dari perekrutan pegawai, memastikan lokasi berjualan, kelengkapan perizinan dan legalitas usaha, pembuatan standar operasional (SOP), sampai mekanisme keuangan hingga pembuatan makanan yang jadi produk utama kita.

Pada tahap ini, kita harus bisa memastikan bahwa setiap detail dari bisnis kita sudah siap untuk dijalankan. Paling tidak, pada tahap ini bisnis kita sudah 85 persen aman untuk dimulai. Sisanya, bisa dilakukan penyempuranaan setelah nanti bisnis berjalan.

7. Manfaatkan media digital

Ilustrasi barista sedang meracik minuman di kedai kopi. Shutterstock/Mallika Home Studio

Satu hal lagi yang tak kalah penting saat bisnis makanan sudah mulai berjalan adalah pemanfaatan media digital sebagai sarana promosi dan pemasaran. Selain itu, kita juga bisa menghimpun sebanyak-banyaknya calon pelanggan melalui sarana ini. Pilihan medianya pun beragam, mulai dari Instagram, Facebook, Google Business, sampai TikTok maupun YouTube. Setiap platform pun tersedia secara gratis atau bisa juga berbayar.

Jangan lupa untuk memanfaatkan juga saluran e-commerce dan marketplace untuk mengakomodasi pemesanan online. Layanan antar makanan seperti GoFood atau Shoppee Food bisa cukup efektif meningkatkan penjualan kita nantinya. Setelah semua fasilitas digital sudah kita lengkapi, bisnis makanan kita pun siap berjalan.

Demikianlah sejumlah tahapan dalam memulai bisnis makanan bagi kita yang masih pemula. Dengan melakukan ini, maka bisnis kita akan lebih tertata dan bisa terkendali dengan baik. Ingat, bisnis makanan bukan hanya soal rasa masakan, namun juga pengelolaan berbagai aspek di baliknya. Semoga berguna!

Related Topics

Bisnis MakananBisnis

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M