Menkop UKM: UMKM Butuh Adaptasi dalam Transisi Menuju Endemi

Oleh-oleh khas bersejarah tidak boleh diremehkan.

Menkop UKM: UMKM Butuh Adaptasi dalam Transisi Menuju Endemi
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. (dok. KemenkopUKM)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai perlu beradaptasi dalam skema, kebiasaan, serta strategi baru untuk menyesuaikan dengan perkembangan situasi perekonomian di tanah air. Hal ini seiring dengan upaya pemerintah, yangmulai melakukan berbagai kebijakan untuk mendukung transisi menuju endemi.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyampaikan 2022 adalah momentum tepat bagi kebangkitan sektor UMKM, setelah hampir dua tahun bertahan di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, pada Lebaran 2022, geliat ekonomi berangsur membaik.

“Ditambah pelonggaran kebijakan dari Pemerintah terkait protokol kesehatan, doharapkan dapat mendorong Koperasi dan UKM untuk berkembang secara kreatif, inivatif dan berkelanjutan,” kata Menteri Teten dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (20/5).

Cerutu sebagai salah satu oleh-oleh bernilai sejarah

Wikivoyage

Sebagai contoh, salah satu bentuk inovasi UMKM asli Yogyakarta yang punya potensi besar dengan keunikan dan kisah bersejarah tersendiri, seperti cerutu. Sebagai salah satu produk Indonesia yang kuat di pasar global, tembakau yang menjadi bahan dasar cerutu bisa menjadi captive market yang dapat terus dikembangkan.

Ia mengatakan, cerutu bisa jadi alternatif lain produk khas Yogyakarta, selain bakpia maupun batik. “Produk heritage cerutu yang saya kunjungi itu di Taru Martani 1918. Menghisap cerutu itu mengasyikkan, (punya) nuansa sejarah yang kuat karena Indoensia punya sejarah panjang soal tembakau,” ujarnya.

Masalah di rantai pasok

Ilustrasi pabrik rokok. Shutterstock/bibiphoto

Namun, di balik potensi besar ini, cerutu memiliki masalah dalam hal rantai pasok yang harus terus dibenahi. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kinerja koperasi tembakau berbasis para petaninya.

“Potensinya besar, namun pasar yang sedang berkembang justru tembakau dari Cina dan jepang. Saya bolak-balik memastikan bagaimana tembakau petani ini bisa menjadi salah satu unggulan Yogyakarta,” ucap Teten.

Oleh-oleh khas daerah tidak boleh diremehkan

ANTARA FOTO/Rahmad

MenkopUKM menjelaskanm buah tangan khas daerah–seperti cerutu–tidak boleh diremehkan sebagai salah satu komoditas penting pada UMKM. “Berkaca pada Jepang, di mana pemerintahnya sangat serius mengemas produk UMKM-nya menjadi oleh-oleh yang memiliki kemasan menarik,” katanya.

Untuk itu, kata Teten, KemenkopUKM selalu menakankan urgensi pendampingan dan pengembangan usaha yang harus terus dilakukan untuk membangkitkan UMKM, guna menumbuhkan jiwa wirausaha dengan mentalitas yang adaptif dan inovatif terhadap segala perubahan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya