Grinti, Gerakan Layanan Bagi Penyandang Disabilitas dari Transjakarta

Transjakarta tekankan inklusivitas dalam layanannya.

Grinti, Gerakan Layanan Bagi Penyandang Disabilitas dari Transjakarta
PLO melayani penyandang disabilitas. (Dok. Transjakarta)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meningkatkan layanan bagi penyandang disabilitas melalui Gerakan Inklusivitas Tije (Grinti). 

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta, Anag Rizkani Noor, mengatakan gerakan ini dbertujuan agar moda transportasi bus di Kota Jakarta ini terus berupaya mewujudkan layanan transportasi yang ramah disabilitas.

"Fasilitas ramah disabilitas disediakan di halte, demikian pula petugas dilatih untuk  membantu melayani pelanggan disabilitas," katanya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (25/11).

Anang mengatakan, terdapat 222 halte Transjakarta akan menyediakan beberapa fasilitas khusus seperti braille pada handrail, informasi visual di pintu peron, termasuk informasi suara bagi penyandang tunanetra.

Bahkan ntuk meningkatkan rasa aman dan nyaman, Transjakarta menyediakan Transcare. Terobosan pelayanan yang bisa dipesan sehari sebelum perjalanan ini adalah sebuah pendampingan bagi para penyandang disabilitas atau warga yang sakit, untuk bisa diantar atau dijemput ke tempat tujuan secara gratis.

Jiwa pelayanan

PLO Transjakarta melayani penyandang disabilitas. (Dok. Transjakarta)

Direktur Pengembangan dan Pelayanan Transjakarta, Lies Permana Lestari, menambahkan, Petugas Layanan Operasi (PLO) sebagai ujung tombak yang berinteraksi langsung dengan para penumpang Transjakarta, dituntut untuk terus melayani.

Untuk itu, PLO mendapatkan pelatihan khusus, terutama untuk melayani para penyandang disabilitas. "Terdapat tiga modul yang diajarkan dalam pelatihan PLO, yaitu Komunikasi Asertif, Penanganan Situasi Kritis, serta Skema Transaksi Layanan Transjakarta," ujarnya.

Sejak September, pelatihan ini menargetkan hingga 3719 orang PLO, dan akan selesai pada akhir November. "Pelatihan dilakukan setiap Senin sampai Jumat dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang setiap harinya," ucapnya.

Bekal yang diberikan

Sejumlah penumpang berdiri di dalam Bus Tranjakarta koridor Harmoni-PGC di Pasar Baru, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pada pelatihan ini, PLO akan dibekali pengetahuan mengenai definisi komunikasi, hambatan dalam berkomunikasi, cara menangani keluhan pelanggan, serta cara mengenali karakteristik pelanggan. Cara ini dilakukan, agar PLO mengetahui bagaimana cara bersikap kepada pelanggan, termasuk bersikap di berbagai keadaan.

"Saat ada darurat, ada pingsan dan sebagainya ini harus dibekali. Apalagi kami memiliki target untuk peningkatan pelayanan pelanggan sebagai service excellent. Nah pelatihan-pelatihan ini adalah untuk mengupgrade kualitas PLO di lapangan," ujarnya. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M