Pengelola TMII Janji Harga Tiket Tetap Sama Usai Revitalisasi

Revitalisasi TMII diperkirakan menelan anggaran Rp1,13 T.

Pengelola TMII Janji Harga Tiket Tetap Sama Usai Revitalisasi
Teater Keong Mas di TMII. (laman resmi TWC)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Proses pemugaran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan segera dimulai. Pihak pengelola– PT Taman Wisata candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC)– berjanji, harga tiket masuk TMII tidak akan naik usai direvitalisasi.

Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono, mengatakan bahwa revitalisasi ini ditargetkan selesai Oktober 2022. “Harga tiket masuk saat ini berapa? Rp25.000. Nanti juga sebesar itu,” katanya seperti dikutip Antara, Kamis (27/1).

 Revitalisasi ini diharapkan dapat mengembalikan marwah dan fungsi awal dari TMII. Selain itu, renovasi ini merupakan amanat khusus dari Presiden Joko Widodo, dalam mendukung pariwisata menjelang Presidensi Indonesia di G20.

“Kita ingin menghadirkan central hub untuk komunikasi budaya dari bangsa kita, karena kita tahu TMII ini jadi gerbang masuk wisatawan untuk mengenal Indonesia secara luas,” ujar Edy.

Dana Revitalisasi Rp1,13 triliun

Sebelumnya, dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan revitalisasi ini akan meliputi penanganan jalan di kawasan TMII, penataan area gerbang utama, renovasi joglo, dan renovasi museum.

Pemugaran juga mencakup, penataan lansekap pulau-pulau di danau Archipelago, revitalisasi danau, renovasi Museum Teater Garuda, Museum Telkom, Keong Mas, serta struktur parkir (elevated).

Menteri Basuki mengungkapkan bahwa Revitalisasi TMII membutuhkan alokasi dana hingga Rp1,13 triliun.

“Penugasan khusus ini berdasarkan Perpres No. 116 Tahun 2021 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur untuk Mendukung Penyelenggaraan Acara Internasional,” ujarnya seperti dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR.

‘The Ultimate Showcase of Indonesia’

Pada kesempatan lain, Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney, Dony Oskaria, memastikan revitalisasi ini akan mengubah TMII jadi lebih baik. Meski demikian, identitas, karakter, kebhinekaan, serta keindahan Indonesia, yang terkandung dalam TMII, tidak akan hilang dan tetap terjaga.

TMII akan bertransformasi dengan mengusung konsep ‘The Ultimate Showcase of Indonesia’. Nantinya, TMII akan semakin merepresentasikan keragaman serta kekayaan potensi daerah dan budaya Indonesia.

“Proses ini akan melibatkan banyak pihak yang memiliki kompetensi dan memahami esensi dari keberadaan TMII pada awalnya,” ucapnya.

Pemerintah mengambil alih pengelolaan TMII

TMII sebelumnya dikelola oleh Yayasan Harapan Kita yang terafiliasi dengan Keluarga Cendana–keluarga mantan Presiden Soeharto–namun resmi berpindah pengelolaan ke Pemerintah Indonesia, melalui Perpres no 19/2021 tentang Pengelolaan TMII. Proses pengambil alihan pun sudah dimulai sejak 1 April 2021 dan mulai 1 Juli 2021, TWC secara resmi menjadi pengelola TMII.

Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) TMII antara Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) dengan TWC akan berlangsung selama 25 tahun. Adapun InJourney sebagai holding BUMN Pariwisata akan terus mendorong dan mengawal pengelolaan TMII, baik saat revitalisasi maupun dalam pengembangannya ke depan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen