5 Kiat Merintis Bisnis Hijab dengan Merek Sendiri dari Nol

Bisnis fesyen muslim, khususnya hijab masih jadi primadona.

5 Kiat Merintis Bisnis Hijab dengan Merek Sendiri dari Nol
Ilustrasi bisnis hijab. Shutterstock/Odua Images
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bisnis fesyen muslim, khususnya hijab masih jadi primadona dan memiliki prospek sangat bagus untuk berkembang. Di Indonesia, banyak wanita yang menggunakan hijab, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Dengan begitu, secara otomatis kebutuhan akan hijab semakin meningkat karena setiap orang yang memakainya tidak mungkin hanya memiliki satu hijab saja. Pastinya, mereka membutuhkan banyak hijab mulai dari berbagai warna dan model agar outfit yang dikenakan akan terlihat matching.

Ramadan dan Idulfitri tentu dapat menjadi momentum bagi pelaku usaha busana muslim untuk meningkatkan volume penjualannya. Platform B2B  Zilingo mengungkapkan, ada peningkatan jumlah pembelian kain oleh para produsen modest fashion dan mulai terlihat di platform Zilingo sejak awal 2022.

"Persiapan produsen modest fashion biasanya sudah dilakukan sejak 6 bulan sebelum Idul Fitri dengan mulai memilih kain-kain sebagai bahan produksi. Awal tahun ini, pembelian kain di Zilingo naik signifikan," kata Head of Enterprise Zilingo Indonesia Kang Ay Lie, dalam siaran pers, Rabu (13/4).

Menurut Lie, secara keseluruhan, pelaku usaha lebih optimistis berproduksi tahun ini. Apalagi didukung dengan kebijakan pemerintah tentang aturan mudik dan cuti Lebaran. 

Dengan prospek yang baik, tidak mengherankan jika sebagian orang memanfaatkan momen ini untuk memulai bisnis busana muslim di Indonesia, salah satunya dengan memproduksi hijab. Berikut ini kiat merintis bisnis fesyen hijab dengan merek sendiri

1. Riset pangsa pasar, tentukan bahan, dan model hijab

Tren fesyen hijab di Indonesia. (dok.Kemenparekraf)

Pangsa pasar adalah salah satu dari strategi pemasaran yang membagi bagian dari keseluruhan permintaan suatu produk yang mencerminkan golongan konsumen, seperti tingkat pendapatan, umur, jenis kelamin, pendidikan dan status sosial. Berhubung Anda akan memulai bisnis hijab atau kerudung, jadi yang harus Anda fokuskan adalah usia. Tentukan usia yang akan Anda jadikan target konsumen.

Selanjutnya, lakukan riset untuk melihat model, warna, cara promosi dan harga hijab yang banyak diminati pasar. Pengguna hijab tentu tidak hanya mempertimbangkan model saja, tapi juga kenyamanan bahan saat dikenakan. Anda bisa memilih bahan yang cocok, seperti katun, rayon, linen, dan sifon sebagai bahan utama produksi.

2. Siapkan modal usaha

Shutterstock/senengmotret

Banyak yang harus dipersiapkan agar usaha yang dikelola berjalan dengan lancar dan mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Salah satu yang menjadi kendala utama bagi adalah modal. Namun, jangan patah semangat begitu saja.

Usaha bisa dirintis dari skala kecil sesuai jumlah modal yang Anda miliki. Setelah arus kas bisnis berjalan lancar, Anda bisa mempertimbangkan pinjaman modal untuk memperbesar skala usaha.

Bagi Anda yang belum memiliki modal sama sekali, Anda bisa menjadi dropshiper atau reseller dahulu di toko lain. Dengan begitu, Anda bisa mengumpulkan modal sedikit demi sedikit dari pendapatan Anda.

3. Temukan supplier terbaik

Ilustrasi bisnis Hijab. Shutterstock/Blue Planet Studio

Agar tidak kerepotan mencari dan membandingkan harga bahan, Anda bisa memanfaatkan teknologi, salah satunya mengakses supplier melalui platform B2B, salah satunya Zilingo.

Menggunakan platform terbilang menguntungkan, karena Anda tak perlu repot mencari bahan secara offline. Fitur dalam platform sudah mendukung untuk meningkatkan pertumbuhan usaha melalui digitalisasi dan efisiensi rantai pasok di industri fesyen, kecantikan, dan gaya hidup.

4. Buatlah katalog berkualitas dan promo menarik

Ilustrasi belanja online. Shutterstock/Odua Images

Memiliki katalog produk yang jelas merupakan hal krusial untuk dimiliki oleh pelaku usaha yang baru mulai merintis. Katalog produk yang memperlihatkan detail warna dan produk dengan tampilan yang menarik dapat meningkatkan minat calon konsumen dalam memilih produk Anda.

Pada tahap ini, Anda dituntut untuk kreatif dalam membuat tampilan yang menarik. Mulai dari foto produk, desain, pemilihan tipografi pada gambar hingga keterangan singkat pada setiap gambar.

Tak hanya itu, promosi dalam penjualan merupakan salah satu cara untuk menarik minat pelanggan. Promosi juga dapat meningkatkan penjualan produk,sehingga cepat mendapatkan keuntungan. Artinya, Anda dituntut untuk membuat promosi semenarik mungkin, seperti diskon pada produk, hadiah atau undian hingga buy 1 get 1. Manfaatkan juga berbagai platform media sosial agar promosi semakin maksimal.

5. Pasarkan di marketplace

Bisnis online. Shutterstock/Rawpixel.com

Memanfaatkan kanal pemasaran menjadi penting, salah satunya lewat marketplace. Selain tidak memerlukan modal besar untuk membuka toko, berjualan di marketplace dinilai bisa menjangkau lebih banyak calon pembeli sesuai target pasar Anda. Agar lebih mudah mengelola usaha, Anda bisa memanfaatkan layanan berbasis teknologi.

Tidak perlu ragu memulai usaha Anda sendiri. Dengan rencana bisnis dan dukungan sistem yang tepat, usaha yang Anda rintis bisa berkembang sesuai harapan. Demikian 5 kiat merintis bisnis hijab dengan merek sendiri, semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.

Related Topics

HijabFesyen Muslim

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi