East Ventures dan Unilever Suntik Dana Merek Kecantikan ESQA Rp93,6 M

ESQA memperluas distribusi omnichannel dan ekspansi.

East Ventures dan Unilever Suntik Dana Merek Kecantikan ESQA Rp93,6 M
Co-Founder ESQA Cosmetics, Cindy Angelina di flagship store Sociolla Vietnam. (Sociolla)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Unilever Ventures, modal ventura milik Unilever, memimpin pendanaan seri A merek kecantikan indie Indonesia, ESQA, US$6 juta atau sekitar Rp93,6 miliar. East Ventures juga berpartisipasi dalam putaran investasi ini.

Dengan modal tersebut, perusahaan rintisan dalam bidang kecantikan tersebut berencana memperluas distribusi omnichannel dan menjangkau kota-kota baru serta ekspansi ke luar negeri. Perusahaan itu juga akan mengembangkan penawaran produk inovatif, mengembangkan kapasitas pekerjanya, dan memperkuat strategi pemasaran. 

CEO ESQA, Cindy Angelina, dan CPO, Kezia Trihatmanto, mendirikan perusahaan untuk mendefinisikan kembali luxury beauty via produk yang praktis dan harga terjangkau. ESQA berfokus menyasar konsumen kelas menengah.

ESQA memperluas bisnis ke pasar Asia Tenggara seperti Vietnam, Singapura, dan Malaysia. “Pendekatan kami adalah berpikir global dan bertindak secara regional. Oleh karena itu, ESQA tangkas melihat tren internasional tetapi melayani kebutuhan kulit Asia dan lokal sesuai dengan fokus kami yang berpusat pada pelanggan,” kata Kezia dalam keterangan pers, Selasa (29/11). 

Cindy menjelaskan perusahaan awalnya tidak menggalang dana karena mampu mencatat profitabilitas yang konsisten. Namun, perusahaan menyadari perlunya keahlian strategis seiring dengan pertumbuhan bisnis. Dia pun optimistis dengan keahlian Unilever Ventures dalam bermitra dengan para pendiri visioner dalam membangun merek konsumen di seluruh dunia dan ekosistem kuat East Ventures di Indonesia.

“Hal ini akan memberdayakan ESQA untuk memulai tahap pertumbuhan berikutnya,” katanya.

Inovasi produk kecantikan

Partner di Unilever Ventures, Pawan Chaturvedi, mengatakan kemampuan ESQA untuk menginovasi lini produk kecantikan sembari mempertimbangkan tren internasional sambil menyesuaikan kebutuhan lokal berperan penting bagi kesuksesan awal mereka. 

“Kami sangat senang memiliki ESQA sebagai bagian dari portofolio Unilever Ventures,” kata Pawan.

Partner East Ventures, Avina Sugiarto, optimistis produk kecantikan yang berkualitas dari ESQA dapat memimpin pasar kecantikan di wilayah regional pada masa mendatang.

"Terdapat permintaan yang meningkat untuk produk kecantikan yang berkualitas tinggi dengan pendekatan hyperlocal dan harga terjangkau," katanya.

Perjalanan ESQA

Didirikan oleh Cindy, yang kini CEO, dan Kezia, CPO atau Chief Product Officer, ESQA berupaya mendefinisikan kembali luxury beauty dengan membuatnya praktis dan mudah dicapai untuk memenuhi permintaan akan produk mewah yang terjangkau. 

ESQA memiliki portofolio produk makeup yang memenangikan banyak penghargaan dan baru saja merambah kategori perawatan kulit. Merek tersebut telah meluncurkan banyak produk awal di Indonesia dengan total 120 sku. Semua produknya bersertifikasi vegan dan halal.

Investasi yang diterima ESQA ini sekaligus menandai investasi kecantikan pertama yang dilakukan oleh Unilever Ventures di Asia Tenggara. Dalam konteks industri, pasar kecantikan di Indonesia diperkirakan tumbuh menjadi US$ 9,8 miliar pada 2025, menurut data iSTRATA. Di Asia Tenggara, nilainya diperkirakan US$ 32,9 miliar. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan