Gencar Berbisnis, Jumlah Kartini Tangguh Zaman Now Terus Tumbuh

Mayoritas womenpreneur di Indonesia adalah reseller.

Gencar Berbisnis, Jumlah Kartini Tangguh Zaman Now Terus Tumbuh
Sirclo Group Womenpreneur/Dok. Sirclo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kabar baik mewarnai momen Hari Kartini terkait peningkatan partisipasi perempuan dalam sektor kewirausahaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, mayoritas dari total UMKM di Indonesia—tepatnya 64,5 persen atau 37 juta UMKM—dikelola oleh kaum perempuan. Ini menjadi kemajuan yang signifikan, terutama karena partisipasi perempuan tidak hanya ikut menggerakkan roda ekonomi negara, namun juga memperkuat aspek personal, relasional, dan aspek ekonomi dari setiap perempuan yang terlibat. 

“Menjelang momen Hari Kartini, kami sangat senang bisa mengumumkan pencapaian positif dari para perempuan se-Indonesia yang terus bertumbuh dan semakin berdikari dalam kewirausahaan. Ini merupakan titik awal yang baik, namun masih dibutuhkan peran aktif berbagai pihak agar womenpreneur bisa mengembangkan usahanya secara konsisten dan ekspansif. Kami pun akan terus mengupayakan agar para pengusaha perempuan di ekosistem SIRCLO Group senantiasa mendapatkan dukungan dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi,” kata Brian Marshal, CEO SIRCLO Group, dalam keterangannya, dikutip Jumat (22/4).

Womenpreneur tumbuh di berbagai bidang usaha

Ilustrasi Womenpreneur. Shutterstock/PaeGAG

Pada Q1 2022, SIRCLO Group melakukan riset terhadap 500 pengusaha perempuan di seluruh Indonesia untuk menangkap lanskap demografi, karakteristik, tantangan, hingga kebutuhan para womenpreneur atau pelaku bisnis wanita. Berikut ini merupakan beberapa temuan menarik dari survei tersebut: 

● Mayoritas womenpreneur (65 persen) adalah reseller yang usia bisnisnya berkisar antara 1 hingga 2 tahun. 

● Mayoritas womenpreneur menjalankan tipe usaha mikro, di mana lebih dari setengah (56 persen) menjalankan usahanya sendiri tanpa karyawan, 26 persen memiliki 1-2 karyawan, dan 10 persen memiliki 3-5 karyawan. 

● Sebagian besar usaha yang dijalankan womenpreneur termasuk di bidang fesyen (32 persen), kuliner (27 persen), ritel (26 persen), kecantikan (17 persen), dan beberapa usaha lainnya di bidang kesehatan, kerajinan, pendidikan agrobisnis, serta travel. 

● Jenis usaha yang paling banyak dijalankan mereka adalah usaha rumahan (49 persen) dan sebanyak 46 persen tidak memiliki toko/gudang/badan usaha. 

● Omzet yang diperoleh womenpreneur Indonesia sebagian besar (87 persen) berada di bawah 15 juta per bulan atau di bawah 200 juta setahun. 

● Menurut data, motivasi terbesar womenpreneur dalam membangun dan menjalankan usaha adalah: tidak ingin terlalu bergantung pada pasangan dalam hal finansial (52 persen), mencari kesibukan dan aktualisasi diri (50 persen), dan menambah pemasukan utama yang dirasa kurang cukup dalam memenuhi kebutuhan (44 persen).

Faktanya, peningkatan jumlah womenpreneur memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap penguatan pemberdayaan perempuan di Indonesia jika dilihat dari aspek: kapasitas personal, kapasitas relasional, dan kontribusi ekonomi. Secara personal, mereka lebih berani memimpin, merencanakan hidup, dan mengejar passion. 

“Dalam bisnis, selalu ada berbagai fase tantangan yang harus dilalui. Contohnya, pemecahan masalah, saya dulu mudah panik dan pusing kalau ada masalah. Melalui berbagai proses yang ada membuat saya jadi lebih terbiasa untuk memfokuskan diri mencari solusi sehingga masalah jadi cepat selesai. Kemudian seiring pertumbuhan bisnis dan tim bertambah besar, giliran kemampuan kepemimpinan dan manajemen SDM saya yang diuji. Di balik tantangan selalu ada hal menarik yang bisa dipelajari di setiap fase bisnis yang mendewasakan dan membuat saya semakin berkembang bukan hanya dari sisi bisnis tapi juga secara pribadi,” kata Marcella Yanita, Founder Varesse dan pengguna toko online SIRCLO Store.

Butuh dukungan dan meningkatkan kapasitas diri

Ilustrasi businesswoman menggunakan credit card dan e-banking. Shutterstock/Drazen Zigic

Secara relasional, para womenpreneur dapat berlatih negosiasi, menjaga kepercayaan, dan bersosialisasi lebih luas, seperti yang dialami oleh Aya Choiriyah, anggota dari komunitas pemasaran IbuSibuk dari SIRCLO.

“Saya sangat senang bisa menjadi influencer, karena bisa berbagi ilmu yang saya miliki. Ada rasa bangga ketika ada saudara atau teman yang menanyakan rekomendasi produk kepada kami. Pada dasarnya, saya sangat menikmati menjadi first adopter, di mana pengetahuan yang saya miliki bisa bermanfaat bagi orang lain. Di saat yang sama, dengan berbagi ilmu, saya juga merasa mendapat banyak pelajaran untuk diri sendiri,” ujarnya.

Sementara secara ekonomi, para perempuan lebih aktif berpartisipasi dalam manajemen keuangan rumah tangga serta menambah pendapatan.

“Menurut saya, sangatlah penting bagi kita para perempuan dan kaum ibu untuk memiliki penghasilan sendiri. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun setidaknya dengan mengeksplorasi peluang bisnis yang ada, kita bisa lebih siap secara finansial dan tidak selalu bergantung pada penghasilan pasangan. Dan yang paling menyenangkan, kerja keras saya pun juga memberikan dampak baik kepada anak, yang sekarang bisa bersekolah ke Jepang berkat beasiswa,” ucap Mama Des, Juragan Warung Pintar. 

Untuk bisa mengembangkan bisnisnya ke tingkat yang lebih tinggi, womenpreneur di Indonesia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara finansial maupun non-finansial. Secara finansial, beberapa hal utama yang paling dibutuhkan responden adalah: dukungan pemerintah dalam hal permodalan dan kemudahan akses pinjaman/modal, baik pada institusi formal seperti perbankan maupun institusi informal seperti P2P lending. Sementara itu, dukungan non-materiil yang paling banyak diminta oleh womenpreneur adalah pelatihan digital marketing, program pemerintah untuk UMKM, dan pelatihan pemanfaatan media sosial. 

Dalam rangka memberdayakan dan menumbuhkan lebih banyak womenpreneur di Indonesia, SIRCLO Group pun terus meningkatkan jumlah keterlibatan pengusaha perempuan di dalam ekosistemnya. Hingga saat ini, sebanyak 65 persen dari pengusaha berskala mikro, kecil hingga menengah dalam ekosistem SIRCLO Group adalah perempuan. 

Related Topics

SircloWomenpreneur

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity