Perkuat Bisnis, Paper.id Resmi Tunjuk CCO Baru

Fokus merevolusi digital payment B2B di Indonesia.

Perkuat Bisnis, Paper.id Resmi Tunjuk CCO Baru
Chief Commercial Officer Paper.id, Julius Emilio/Dok. Paper.id
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Paper.id, platform invoicing & pembayaran antarbisnis, resmi menunjuk Julius Emilio sebagai Chief Commercial Officer (CC)) dan tergabung ke dalam jajaran C-level Paper.id bersama Yosia Sugialam (CEO), Jeremy Limman (CPO), dan Anthony Huang (CBO).

Dengan pengalaman lebih dari 13 tahun di bidang pembayaran dan perbankan, dari ritel hingga korporat, Julius akan berfokus memperkuat lini komersial di Paper.id. Salah satu pencapaian yang pernah dibukukan adalah, ia menjadi bagian penting dalam kesuksesan Gopay sebagai salah satu inovasi instrumen pembayaran di Indonesia. 

“Sebagai pionir perusahaan e-Invoicing, Paper.id memberikan layanan digitalisasi bagi pelaku usaha yang selama ini belum terkena literasi digital dalam hal solusi penagihan, pembayaran hingga akses pendanaan yang tepat di era digital ini. Dengan pengalaman mumpuni di industri pembayaran & start-up, saya yakin dapat memberikan kontribusi bagi para pelaku usaha melalui solusi yang Paper.id sediakan," kata Julius dalam keterangan resmi, Rabu (16/11).

CEO & Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam,  kehadiran Julius melengkapi Paper.id diharapkan dapat menyempurnakan sisi komersial dan go to market

"Julius juga sudah ikut berperan besar dalam revolusi pembayaran B2C di Gopay dan dia akan merevolusi digital payment B2B di Indonesia bersama Paper.id," ujarnya.

Digitalisi UMKM semakin berkembang

Julius melihat bahwa tingkat digitalisasi pebisnis UMKM kian menunjukkan pertumbuhan yang positif. Dipicu oleh pandemi, para pebisnis dipaksa untuk mendigitalisasikan seluruh proses bisnis mereka, seperti proses pencatatan, penagihan dan pembayaran. 

Bagi pebisnis yang belum go digital, Julius melihat platform pembayaran dengan berbagai metode yang dapat menyederhanakan transaksi B2B yang selama ini ribet dan memakan waktu yang lama. Selain itu, para pebisnis juga sering mengalami masalah pembayaran invoice yang telat dari jatuh tempo sehingga arus kas mereka macet.

"Paper.id menyajikan solusi dari masalah tersebut berupa pembayaran invoice dengan kartu kredit. Bergerak sebagai pionir, Paper.id ingin agar para pebisnis tidak perlu pusing akan tagihan invoice yang akan jatuh tempo, karena mereka tetap bisa membayarnya meski supplier tidak menyediakan pilihannya dengan biaya transaksi yang rendah," tambahnya.

Dengan hadirnya Julius, dikatakan bahwa Paper.id bisa turut aktif mengembangkan ekosistem UMKM bersama para pemangku kebijakan seperti regulator, pemerintah dan juga pihak lainnya. 

"Dengan Paper.id, untuk sama-sama mempercepat penerapan digitalisasi  dan membantu rencana pemerintah dalam mencetak 50 juta UMKM di tahun 2024 mendatang," sambung Yosia.

Di tahun 2022, Paper.id juga memperkuat langkah dengan melakukan serangkaian kerja sama strategis dengan sejumlah pihak. Di awal tahun, Paper.id mengumumkan kerja sama dengan PERURI dengan menghadirkan e-Meterai yang bisa langsung dibubuhkan di invoice. Selain itu, berkolaborasi dengan Blibli untuk mempermudah transaksi bisnis, baik pembayaran invoice ke supplier maupun menerima pembayaran invoice dari customer. Terbaru, Paper.id melakukan kerja sama strategis dengan Visa guna meningkatkan awareness akan penggunaan kartu kredit dalam pembayaran invoice bisnis.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan