Spotify Izinkan 6.500 Karyawannya WFA, Tingkat Turnover Turun

WFA meningkatkan kreativitas, inovasi, kolaborasi karyawan.

Spotify Izinkan 6.500 Karyawannya WFA, Tingkat Turnover Turun
Ilustrasi WFA. Shutterstock/Kaspars Grinvalds
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pada Februari 2021, Spotify mengumumkan model kerja barunya yang disebut “Work From Anywhere”. Kebijakan tersebut memungkinkan karyawan menentukan sendiri lokasi kerja yang dianggap paling sesuai bagi mereka, baik itu di kantor atau di rumah. Perusahaan asal Swedia itu juga mengizinkan karyawan untuk menentukan sendiri negara mana yang menjadi lokasi mereka bekerja.

Penyedia layanan streaming audio ini pun mengubah cara menetapkan batas gaji. Perusahaan mengkalibrasinya berdasarkan negara, bukan kota atau wilayah—manfaat yang pasti diapresiasi oleh karyawan, sekitar 6 persen di antaranya pindah lokasi kerja setelah penerapan kebijakan tersebut.

Lebih dari setahun kemudian, Spotify mengatakan, kebijakan itu membuat perusahaan mengalami turnover lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi dan peningkatan representasi yang beragam. Dampak ini meluas hingga cabang di luar New York dan California. Tercatat Spotify memiliki 42 kantor cabang di negara bagian AS. Di Eropa, platform membuka kantor di beberapa negara, termasuk Jerman, Spanyol, dan Belanda.

Spotify menghargai perubahan ini atas inisiatif headquarters. Tercatat turnover di perusahaan itu 15 persen lebih rendah pada kuartal kedua 2022 dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2019. Terlebih lagi, fleksibilitas lokasi kerja telah membantu perusahaan memenuhi tujuan Diversity, Equity and Inclusion (DEI)–dengan sekitar setengah dari karyawan baru berasal dari lokasi di luar hub utama Spotify di New York City dan Los Angeles.

Fleksibilitas lokasi kerja mempengaruhi produktivitas

Ilustrasi Spotify. Shutterstock/Fabio Principe

Kepala Sumber Daya Manusia Spotify, Katrina Berg menyampaikan bahwa fleksibilitas mempengaruhi Spotifier, sebab mereka dapat berpikir dan berkreasi dalam kondisi terbaik di tempat yang dipilih sendiri.

“Orang-orang menginginkan fleksibilitas dan kebebasan itu,” katanya kepada Fortune.com, dikutip Rabu (7/9).

Berg dan timnya telah menghabiskan tahun lalu untuk melacak bagaimana model kerja baru memengaruhi kreativitas, kolaborasi, dan produktivitas, dan kemudian diukur dengan kualitas dan kecepatan proyek yang diselesaikan.

Inisiatif Work from Anywhere Spotify ini disusun sebelum pandemi. Pada awal tahun 2020, tim kepemimpinan Spotify berkumpul di New York City dan menetapkan tujuan untuk menjadi perusahaan yang terdistribusi sepenuhnya pada tahun 2025.

Sebelum kebijakan tersebut diluncurkan, Spotify membuat dokumen frequently asked questions (FAQ) yang lengkap dan menggunakannya sebagai kerangka kerja untuk perencanaan internal, dimulai dengan pertanyaan paling penting yang mungkin ingin dijawab oleh karyawan. Tim HR kemudian membuat buku pedoman sekitar 40 halaman untuk peluncuran Work From Anywhere, dan kemudian merilis dokumen Q&A yang diperkecil untuk karyawan.

WFA meningkatkan kesempatan mendapat talent pool

Ilustrasi talent pool. Shutterstock/LeoWolfert

Covid-19, tentu saja, punya rencana lain. Pandemi membuat pekerja kantor kembali ke rumah dan mendorong eksperimen Work from Home lebih cepat dari yang diharapkan. Dalam banyak hal, ini adalah berkah tersembunyi.

“Sebuah benang merah yang jelas di seluruh survei kami selama beberapa tahun terakhir, sebelum kami menggabungkan Work From Anywhere ini, telah meminta fleksibilitas,” kata Anna Lundstrom, VP SDM dan salah satu arsitek kebijakan Work From Anywhere kepada Fortune.

Anna juga mengatakan, meningkatnya persaingan untuk talenta dan kebutuhan akan tim yang mencerminkan basis pelanggan perusahaan yang beragam. Dan WFA membuka kesempatan itu.

“Kami juga ingin dapat memanfaatkan talent pool yang lebih luas dan lebih beragam daripada yang kami gunakan saat ini,” katanya.

Anna menyampaikan, di antara karyawan yang berbasis di AS, perwakilan Kulit Hitam dan Hispanik meningkat dari 12,7 persen menjadi 18 persen dari 2019 hingga 2021. Adapun porsi perempuan dalam kepemimpinan secara global meningkat dari 25 persen menjadi 42 persen.

Apa keuntungan WFA bagi perkembangan organisasi?

Ilustrasi WFA. Shutterstock/goffkein.pro

Setelah setahun kebijakan diberlakukan, sekitar 150 dari 6.500 karyawan global Spotify memilih untuk pindah ke negara lain, mewakili 2 persen dari total tenaga kerja perusahaan. Hampir dua kali lipat jumlah yang dipindahkan di AS.

“Kami melihat banyak orang memiliki kecenderungan untuk kembali lebih dekat dengan keluarga,” kata Berg. Ia menambahkan, “Kami juga melihat ombak hijau; orang ingin pergi dari kota-kota besar dan hidup lebih dekat dengan alam atau memiliki jenis kehidupan yang berbeda."

Perusahaan telah mempersingkat waktu perekrutan sejak meluncurkan Work From Anywhere, turun dari 48 hari menjadi 42 hari, sebuah keuntungan besar bagi organisasi yang berkembang di pasar tenaga kerja yang ketat.

Spotify sekarang bekerja sama dengan para peneliti dari Stockholm School of Economics untuk lebih memahami dampak Work From Anywhere terhadap kreativitas, inovasi, kolaborasi, kesejahteraan, dan energi. Ia mengharapkan untuk merilis temuan ini dalam dua tahun .

Berg menegaskan bahwa energi—yang dia definisikan sebagai momen kolaborasi spontan dan berbagi ide—dikombinasikan dengan fleksibilitas dan kepercayaan, membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan di antara karyawan, serta inklusi.

Banyak eksekutif berjuang untuk menciptakan kerangka kerja kembali dan kebijakan kehadiran di kantor yang sesuai. Perusahaan yang menetapkan pedoman ketat cenderung mengalami penolakan karyawan atau, lebih buruk lagi, peningkatan pergantian karyawan karena pekerja yang tidak puas pergi ke perusahaan yang menawarkan lebih banyak fleksibilitas. 

Berg mengatakan persyaratan kehadiran kantor yang ketat menunjukkan kurangnya kepercayaan, yang mungkin merupakan tanda budaya yang cacat.

“Jika Anda memutuskan untuk memercayai orang-orang Anda, dan Anda membutuhkan waktu lama untuk menemukannya, dan Anda ingin memperlakukan mereka dengan baik dan mereka ingin bersama Anda, tidak masalah di mana mereka bekerja,” katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Peluang Rebound IHSG Terbuka, Didukung Kebijakan Suku Bunga