Strategi East Ventures Tentukan Pendanaan untuk Startup

East Ventures ungkap faktor kegagalan startup.

Strategi East Ventures Tentukan Pendanaan untuk Startup
Tim East Ventures/Dok. East Ventures
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Meskipun banyak perusahaan rintisan mengalami gejolak hingga kegagalan di di tengah ketidakpastian situasi ekonomi, East Ventures tetap bersemangat dalam melakukan pendanaan 

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, menjelaskan pengaruh ekonomi global dan berbagai krisis yang terjadi tidak akan membuat perusahaan modal ventura (venture capital) terbesar di Asia Tenggara ini melambatkan aksi pendanaan.

Dia menilai kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini tetap baik. Adanya krisis justru menjadikan kesempatan untuk melihat lebih jelas mana perusahaan yang berkualitas dan tidak. 

Sebelum mengucurkan dana, East Ventures akan menggunakan metode 2P, yaitu People (orang) dan Potential Market (pasar yang potensial).

Willson menjelaskan, dalam mengucurkan pendanaan pihaknya melihat sosok entrepreneur yang berkualitas alias founder yang memiliki visi kuat. Selama sang founder mampu menjadi nakhoda maka pendanaan akan terus bergulir meskipun ekonomi global yang bergejolak.

“Karakter dan kemampuan founder sebagai pemimpin perusahaan menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan pendanaan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (9/5).

Dalam kuartal pertama tahun 2023, East Ventures telah menyalurkan lebih dari US$6,7 miliar dalam pendanaan dan mencapai US$86 miliar annualized GMV. Tercatat dalam tiga bulan pertama 2023 hingga saat ini, East Ventures telah memberikan pendanaan lebih dari 20 perusahaan. Adapun sepanjang 2022, pendanaan diberikan kepada 80 perusahaan.

Willson mengatakan, tak ada target pasti setiap tahunnya, tetapi yang pasti startup yang didanai harus berpotensi untuk mendulang profitabilitas, sustainable, dan menerapkan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan berdampak kepada masyarakat.

Penyebab kegagalan startup

Co-Founder dan Managing Partners East Ventures, Willson Cuaca/Dok. Fortune IDN/Desy Y.

Willson menggarisbawahi dua hal penyebab kegagalan startup dan tidak bisa berkembang. 

"Satu, founders-nya bandel, tidak mau menerima arahan," ujarnya. Apabila dari sisi founders tidak akur maka tidak bisa align atau sejalan dalam menjalankan perusahaan ataupun bisnis modelnya.

Selain pendanaan, East Ventures juga mendukung para entrepreneur dari sisi mentorship agar bisnis bisa berjalan dan sustainable. Meskipun demikian, di tengah perjalanan tentu integritas dan sikap founder juga berperan penting dalam proses mengembangkan perusahaan.

Apabila founder startup sudah keluar dari haluan dan terjadi perselisihan, biasanya umur perusahaan rintisan takkan lama dan berujung gagal,

Kedua, startup melakukan banyak bisnis dalam waktu bersamaan.

"Everythings takes time. Perumpaannya, perempuan hamil untuk melahirkan butuh waktu sembilan bulan. Tidak mungkin misalnya dipercepat. Startup juga butuh proses," ujarnya.

Willson menegaskan, startup tak perlu terburu-buru dalam mengembangkan unit bisnis tetapi fokus kepada satu hal terlebih dahulu. Dengan demikian, akan mampu fokus dan melakukan evaluasi untuk memaksimalkan potensi bisnis.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya