Cara Menghitung Biaya Produksi bagi Anda yang Akan Memulai Bisnis

Biaya produksi perlu dihitung secara cermat dan mendetail.

Cara Menghitung Biaya Produksi bagi Anda yang Akan Memulai Bisnis
Ilustrasi Forecasting. Shutterstock/one photo.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Menghitung biaya produksi biasanya diperlukan saat seseorang ingin memulai sebuah bisnis. Langkah ini dilakukan agar proses produksi berjalan lancar dan menghindari bisnis mengalami kerugian akibat adanya komponen biaya yang tak tercatat. Lantas seperti apa cara menghitung biaya produksi, pengertian dan rumusnya? Fortune Indonesia coba merangkumnya dari berbagai sumber. 

Sebelum Anda menghitung biaya produksi, pahami dahulu arti dan pengertiannya. Biaya produksi diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk membuat sebuah barang jadi. Biaya produksi ini mencakup biaya pengolahan hingga barang siap didistribusikan.

Meski terdengar mudah, ada beberapa langkah yang kerap terlupakan. Perusahaan harus menghitung secara mendetail biaya produksi yang akan dikeluarkan selama proses pengelolaan. Biasanya biaya produksi akan dihitung mulai dari biaya bahan baku, tenaga kerja dan juga overhead pabrik. Berikut ini ulasannya.  

Jenis biaya produksi

ilustrasi manajemen bisnis (unsplash.com/Marten Bjork)

Ada beberapa jenis biaya produksi yang perlu Anda ketahui saat ingin menentukan besaran biaya tersebut. Berikut ini jenis-jenisnya:

1. Biaya tetap atau Fixed Cost :

Biaya tetap adalah pengeluaran yang tidak mengalami perubahan pada jumlahnya, walaupun volume produksi barang meningkat atau menurun. Biaya tetap memiliki sifat yang pasti sehingga dapat dianggarkan dengan tepat. Contoh biaya tetap di antaranya gaji karyawan, biaya sewa, biaya listrik atau air. 

2.Biaya Variabel atau Variable Cost 

Berkebalikan dari biaya tetap, biaya variabel adalah biaya dalam perusahaan yang dapat berubah secara proporsional tergantung pada produksi yang dihasilkan. Naik dan turunnya biaya variabel tergantung pada volume produksi dalam perusahaan. Biaya variabel yang naik artinya produksi meningkat, begitu pun ketika biaya variabel menurun.

3. Biaya Total atau Total Cost

Biaya total diartikal keseluruhan biaya tetap, termasuk biaya variabel yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dalam periode tertentu.

4.Biaya Rata-rata atau Average Cost

biaya rata-rata adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dibagi dengan perolehan output. Jenis biaya ini akan  mengukur jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap unit produk atau output. Bagi bisnis, perhitungan biaya rata-rata atau ATC penting untuk penetapan harga produk. Bila harga produk ditetapkan di bawah ATC, bisnis akan mengalami kerugian.

5. Biaya Marjinal atau Marginal Cost

Biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan untukmembuat tiap unit tambahan dari produk usaha yang mampu dihasilkan. Analisa biaya marjinal bisa digunakan  untuk menentukan dalam titik mana sebuah perusahaan mampu mencapai skala ekonomi, yang merupakan nilai keuntungan yang didapat saat produk menjadi lebih efisien.

Contoh penghitungan biaya produksi

ilustrasi jualan kue (unsplash.com/Taylor Grote)

Setidaknya ada 3 unsur biaya dalam menentukan besaran biaya produksi meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Rincian biaya produksi, bisa dihitungan menggunakan rumus  Biaya Produksi = biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya tenaga kerja tidak langsung + biaya overhead pabrik.

Ambil contoh, Anda memiliki usaha pabrik kue rumahan yang dalam sehari memproduksi 25 pcs produk, biaya yang diperlukan bahan baku sebesar Rp2 juta,  biaya tenaga kerja 3 orang karyawan dalam sehari Rp50 ribu per orang, ditambah biaya tenaga 1 orang pengantar produk Rp30 ribu sehari, ditambah biaya sewa toko dan ongkos antar produk sebesar Rp200 ribu sehari.

Maka total biaya produksi yang harus Anda keluarkan rinciannya: Rp2 juta +Rp150 ribu + Rp30 ribu + Rp200 ribu, total Rp2.380.000. 

Setelah itu, hitung biaya produksi untuk setiap 25 produk dalam sehari dengan rincian: Rp2.380.000 : 25 pcs = Rp95.200 per pcs.

Seperti itulah kira-kira biaya produksi yang perlu Anda keluarkan. Semoga membantu. 

Related Topics

Biaya ProduksiBisnis

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi