Kadin Ungkap Strategi Pengusaha Hadapi Prospek Suram Ekonomi Global

Penerapan ESG bantu efisiensi dan nilai tambah perusahaan.

Kadin Ungkap Strategi Pengusaha Hadapi Prospek Suram Ekonomi Global
Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ekonomi dunia menghadapi proyeksi suram seiring ketidakpastian dan ancaman resesi global. Meski begitu, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia optimistis ekonomi dalam negeri masih akan tumbuh positif ditopang sejumlah katalis.

Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid mengatakan, menghadapi situasi dunia yang sulit diprediksi, masyarakat termasuk pengusaha tidak perlu khawatir atau panik secara berlebihan.

"Kita boleh waspada, tapi juga harus optimistis. Kondisi perekonomian Indonesia masih tumbuh positif," kata Arsjad kepada Fortune Indonesia, dikutip Selasa (27/12).

Arsjad menilai, Indonesia masih memiliki sejumlah fundamental yang cukup baik, seperti pertumbuhan ekonomi kuartal III yang masih mencapai 5,72 persen. Selain itu, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 sebesar US$5,67 miliar.

Investasi kuartal kuartal III telah menembus Rp307,9 triliun, mencapai 74 persen dari target investasi 2022 sebesar Rp1.200 triliun. Sektor industri masih mencapai level ekspansif dengan diraihnya Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur 50,3 pada November 2022 – meski turun sedikit dari bulan sebelumnya.

"Dengan fundamental ekonomi yang kuat, saya optimis prospek ekonomi di 2023 akan
cerah," katanya.

Strategi pengusaha

Di tengah gejolak ekonomi global,  Arsjad mengatakan sektor usaha dapat melakukan sejumlah upaya dan memaksimalkan pangsa pasar domestik dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

Pertama, dengan melakukan transisi digital dan mengadopsi teknologi 4.0 untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Kedua, menggunakan bahan baku lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap barang impor, dan dapat terlindungi dari fluktuasi nilai tukar. 

"Juga mulai mengadopsi nilai nilai ESG (Environmental, Sosial dan Governance) untuk meningkatkan efisiensi biaya dan mendorong pertumbuhan," katanya.

Menurut kajiannya, lebih dari 70% konsumen rela membayar tambahan 5 persen biaya untuk produk ramah lingkungan jika memiliki kualitas yang sama dengan
alternatif non-hijau.

Implementasi ESG secara efektif dapat membantu menekan kenaikan biaya operasional, dan meningkatkan laba operasional hingga 60 persen. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia