Cadangan Migas RI, September 2021 Tambah 521 Juta Barel

Temuan cadangan migas baru tersebut setara 83% target 2021.

Cadangan Migas RI, September 2021 Tambah 521 Juta Barel
Shutterstock/Red ivory
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan realisasi penemuan cadangan migas hingga September 2021 sebesar 521 juta barel setara minyak (MMBOE) atau setara dengan 83,3 persen dari target keseluruhan tahun 2021 sebesar 625 MMBOE.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, dengan realisasi tersebut maka prognosa capaian reserve replacement ratio (RRR) bulan November 2021 akan mencapai sekitar 134 persen. Penambahan cadangan migas secara signifikan diperkirakan terjadi di bulan November dan Desember 2021.  “SKK Migas memperkirakan setidaknya capaian RRR di akhir tahun adalah sebesar 186 persen,” kata dia Rabu (6/10)

Dia mengungkapkan, mayoritas pembahasan plan of development (POD) berlangsung lancar dan tidak ada isu-isu yang membutuhkan pembahasan mendalam. Dengan demikian, bahasan diperkirakan akan rampung bulan ini, dan sisanya masih butuhkan persetujuan dari operator, wilayah kerja Pertamina Grup, serta sebagian masih dalam pembahasan di sub holding hulu. Sebagian lainnya masih membutuhkan persetujuan insentif dari pemerintah.

“POD yang masih dalam proses pembahasan tersebut akan memberikan tambahan cadangan migas yang sangat besar. Jika semuanya berjalan lancar maka diperkirakan di akhir tahun ini RRR bisa mencapai 240 persen,” ucapnya.

1. RRR jadi salah satu KPI SKK Migas

Target RRR yang mencapai 100 persen dijadikan sebagai salah satu key performance indicator (KPI) SKK Migas. Hal itu pun dipastikan akan melampui target, tinggal berapa besar pelampauan target yang bisa direalisasikan.

“Salah satu strategi peningkatan produksi migas adalah upaya mempercepat resource to production (R to P), keberhasilan pembahasan POD tidak hanya berdampak pada capaian RRR, tetapi juga langkah penting untuk upaya meningkatkan produksi migas sesuai target di tahun 2030 yaitu minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD,” kata Benny.

Sebagai informasi, RRR adalah perbandingan penambahan cadangan terbukti migas terhadap produksi secara keseluruhan pada relatif tahun tertentu. RRR dapat dinyatakan dalam persen.

Nilai RRR minimal supaya cadangan tidak habis yaitu 100 persen, yang artinya setiap dilakukan produksi sebanyak 1 satuan berat, ditemukan cadangan baru sebanyak 1 satuan berat pula. Semakin besar nilai RRR, maka semakin besar jumlah cadangan yang dimiliki suatu negara.
 

2. POD masih butuhkan dukungan insentif

Usulan POD yang masih membutuhkan dukungan insentif dan akan memberikan tambahan cadangan migas yang besar di sisa waktu tahun ini meliputi : Jindi South Jamib B Co sebesar 233,6 MMBOE, OPHIR Indonesia (Bangkanai) LTD sebesar 150,9 MMBOE.

Kemudian, Pertamina Hulu Kalimantan Timu (PHKT) sebesar 149,5 MMBOE dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) sebesar 273,8 MMBOE. Total keseluruhan potensi tambahan cadangan migas yang membutuhkan dukungan insentif mencapai sekitar 938 MMBOE.

Terkait peningkatan produksi migas nasional, Benny menyampaikan bahwa POD yang berpotensi memberikan tambahan cadangan migas yang besar dan membutuhkan insentif berasal dari wilayah kerja yang saat ini sudah berproduksi.

Pengajuan POD oleh KKKS di blok yang sudah beroperasi menunjukkan masih besarnya potensi migas yang ada di blok tersebut. “Seiring dengan semakin sulitnya mendapatkan migas didaerah tersebut yang membutuhkan lebih banyak kegiatan pemboran dan lainnya, maka untuk mendapatkan tingkat keekonomian yang wajar dibutuhkan dukungan insentif untuk dapat direalisasikan,” ujar Benny.

3. Insentif berikan kontribusi ke industri hulu migas

Pemberian insentif untuk industri hulu migas sepanjang tahun 2020 sampai Agustus 2021 telah memberikan kontribusi positif bagi negara dan peningkatan daya saing industri nasional. Pelaksanaan insentif hulu migas memberikan tambahan pengembangan lapangan minyak dan gas melalui persetujuan POD dan sejenisnya serta pemutakhiran cadangan.

Dampak positif yang dihasilkan dari insentif tersebut antara lain penambahan cadangan minyak dan gas sebesar 465,5 MMBOE dan penambahan penerimaan negara sekitar US$2,9 miliar atau sebesar Rp42 triliun.

Selain itu, insentif hulu migas mampu menambah investasi pemboran dan fasilitas produksi sebesar US$3,5 miliar atau sekitar Rp50 triliun, yang meliputi pemboran 88 sumur pengembangan, 15 sumur injeksi, 32 reaktivasi sumur, 1 sumur step out dan konstruksi serta pemasangan fasilitas produksi.

 Insentif tersebut juga meningkatkan daya saing hulu migas Indonesia, dengan pihak kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mendapatkan manfaat pula, yaitu pendapatan sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,75 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity