Gaikindo Sebut Insentif PPnBM Selamatkan Industri Otomotif

Diskon PPnBM mendongkrak minat masyarakat membeli mobil.

Gaikindo Sebut Insentif PPnBM Selamatkan Industri Otomotif
Shutterstock/haryanta.p
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengapresiasi kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) yang terbukti telah menyelamatkan industri otomotif Indonesia. Pasalnya, penjualan otomotif pada tahun 2020 sempat alami tekanan yang sangat dalam. Mulai pada April-Juni 2020 sebanyak 7.868 unit, 3.551 unit dan 12.623 unit secara berurutan. Sedangkan pemberlakuan insentif PPnBM pada Maret 2021, penjualan naik menjadi 80 ribu unit.

"Terima kasih kepada pemerintah atas relaksasi PPnBM, karena dengan inisiatif itu industri otomotif bisa terselamatkan dan bertumbuh kembali," kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi saat konferensi pers secara daring, Kamis (19/8).

Berdasarkan data penjualan Gaikindo periode Januari-Juli, produksi mobil tercatat 588.881 unit yang naik 49,4 persen dari periode yang sama tahun lalu, wholesales 460.105 unit yang naik 40,8 persen, dan ekspor mobil completely built up (CBU) sebanyak 166.069 unit yang naik 38,2 persen.

 Penjualan mobil baru sebanyak 460.105 unit pada periode Januari-Juli juga mendekati penjualan setahun penuh pada tahun 2020 yang berjumlah 532.027 unit. Dengan demikian, target penjualan mobil sepanjang 2021 sebanyak 750 ribu unit kemungkinan akan tercapai.

1. Manfaat Lain dari Relaksasi PPnBM

Menurut Yohannes, relaksasi PPnBM tidak semata bermanfaat pada angka penjualan mobil, namun turut menggairahkan industri otomotif secara luas. Dia pun mencotohkan, dengan adanya insentif ini, perusahaan kembali membuka lapangan kerja karena permintaan mobil baru yang meningkat.

"Industri otomotif kembali bergulir, sehingga dengan bangga kami bisa katakan tidak ada PHK karyawan, yang ada mungkin adalah habis kontrak. Sebaliknya ada juga yang mencari karyawan baru," ujarnya,

Manfaat relaksasi PPnBM lain, menurutnya, adalah meningkatkan kinerja ekspor.  Sebab Indonesia memproduksi beberapa jenis mobil untuk pasar luar negeri antara lain Toyota, Daihatsu, Mitsubishi dan Suzuki."Ekspor kembali membaik, semoga bisa mencapai 300 ribu unit," kata dia. 

"Pendapatan pemerintah juga naik karena volume penjualan naik, sehingga penghasilan pemerintah bisa ditingkatkan, khususnya di daerah."Untuk itu, Gaikindo berharap relaksasi PPnBM bisa diperpanjang hingga akhir tahun 2021. "Harapanya PPnBM sampai akhir 2021 supaya industri otomotif pulih dengan tuntas."

2. Gaikindo Minta Insentif PPnBM Diperpanjang

Yohannes berharap atau PPnBM dapat diperpanjang hingga akhir 2021, karena stimulus ini terbukti mampu menyelamatkan industri otomotif dari krisis akibat pandemi Covid-19. “Harapannya PPnBM [berlangsung] sampai akhir 2021 supaya industri otomotif pulih dengan tuntas,” ujarnya.

Pihaknya pun akan mengirimkan surat resmi kepada pemerintah untuk menyampaikan usulan tersebut. Sehingga industri otomotif pada tahun 2021, dapat menutup kerugian yang dialami pada tahun sebelumnya.

 

3. Pandemi Belum Usai, Gaikindo Tetap Optimis dan Realistis

Sementara itu, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, pandemi Covid-19 belum usai, dan kebijakan PPKM Level 4 yang diterapkan pemerintah cukup berdampak terhadap penerapan insentif PPnBM. Kendati demikian, Gaikindo optimistis bisa mencapai target penjualan di tahun ini.

"PPKM jelas ada dampaknya bagi industri otomotif, diler-diler juga dibatasi operasionalnya. Tapi kami tetap harus optimistis dan juga harus realistis," kata dalam kesemapatan yang sama.

Di tahun ini, Gaikindo menargetkan penjualan mobil nasional berada di angka 750.000 unit. Angka tersebut naik 30 persen dari kinerja penjualan tahun lalu, yang berada di angka 532.407 unit secara wholesales dan 578.762 unit penjualan ritel.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan