Ini 5 Produsen Batu Bara Terbesar di Indonesia

Cadangan batu bara RI saat ini 38,84 miliar ton.

Ini 5 Produsen Batu Bara Terbesar di Indonesia
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengemukakan cadangan batu bara Indonesia saat ini 38,84 miliar ton. Dengan rata-rata produksi batubara 600 juta ton per tahun, maka umur cadangan batu bara masih 65 tahun apabila diasumsikan tidak ada temuan cadangan baru.

Selain cadangan batu bara, masih ada juga sumber daya batu bara yang tercatat 143,7 miliar ton. Untuk itu, pemerintah terus mendorong upaya pemanfaatan untuk memberikan kesejahteraan ke seluruh lapisan masyarakat.

"Batu bara kita masih banyak. Kita punya 65 tahun umur cadangan. Sebagian besar ada di Kalimantan dan Sumatra," kata Ridwan dalam keterangan.

Lebih lanjut, Ridwan mengatakan Kalimantan menyimpan 62,1 persen dari total potensi cadangan dan sumber daya batu bara terbesar di Indonesia, yaitu 88,31 miliar ton sumber daya dan cadangan 25,84 miliar ton. Selanjutnya, wilayah punya potensi tinggi adalah Sumatra dengan 55,08 miliar ton (sumber daya) dan 12,96 miliar ton (cadangan).

Lantas perusahaan mana yang menjadi produsen batu bara terbesar di Indonesia? Berikut lima teratas.

1. Kaltim Prima Coal

PT Kaltim Prima Coal (KPC) mengelola salah satu pertambangan open-pit terbesar di dunia. KPC memiliki dua tambang di Sanggata dan Bengalon, Kalimantan Timur, dengan luas konsesi 84.938 hektare.

Tambang dari KPC pun menghasilkan batu bara dengan tingkat kalori 4.700 sampai 6.700 kkal/kilogram.

Ada pun, kapasitas produksi anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) itu mencapai 70 juta ton per tahun. Namun sepanjang 2020, total produksi KPC hanya 59,7 juta ton. PKP2B milik KPC pun akan berakhir pada 31 Desember 2021.

Total cadangan batu bara yang dimiliki perseroan, berdasarkan perhitungan coal reserve estimasi akhir 2019, mencapai 1,073 miliar ton.

2. Adaro Indonesia

PT Adaro Indonesia memproduksi batu bara sub-bituminous dengan nilai kalori menengah antara 4.000 kkal/kilogram dan 5.000 kkal/kilogram dari tiga tambangnya, Paringin, Tutupan dan Wara di Kalimantan Selatan.

Perseroan memegang izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan luas 31.380 hektare, dan akan berakhir pada 1 Oktober 2022.

Mengutip laman resmi Adaro Indonesia, produksi batu bara anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) pada 2020 mencapai 46,75 juta ton. Namun raihan itu mengalami penurunan 9 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 58 juta ton batu bara. Selain karena pandemi Covid-19, penurunan produksi itu dikarenakan tingginya curah hujan yang terjadi sepanjang tahun.

Pada akhir 2020, Adaro Grup mengungkapkan memiliki potensi cadangan batu bara hampir 1 miliar ton, dan yang terbukti mencapai 892,8 juta ton.

3. Kideco Jaya Agung

Anak usaha dari PT Indika Energy (INDY) ini masuk dalam posisi ketiga perusahaan batu bara dengan produksi terbesar di Indonesia. Pasalnya, pada 2020 perseroan berhasil mengeruk 32,99 juta ton dari tanah Kalimantan. Padahal pada tahun sebelumnya produksi PT Kideco Jaya Agung menembus angka 34 juta ton.

Batu bara yang yang diproduksi oleh perseroan memiliki nilai kalori berkisar 4.800-4.900 kkal/kilogram.

Untuk lokasi tambang, Kideco memilikinya di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Sebagai informasi, PKP2B milik PT Kideco Jaya Agung seluas 47.500 hektare dan akan berakhir 13 Maret 2023.

4. Borneo Indobara

Produksi 2020 PT Borneo Indobara mencapai 30,4 juta ton batu bara. Capaian tersebut meningkat jika dibandingkan perolehan tahun sebelumnya yang menyentuh 28,1 juta ton. Jenis batu bara yang dihasilkan oleh anak usaha dari PT Golden Energy Tbk (GEMS) memiliki kalori 866–6,528 kkal/ kilogram

Lokasi tambang batu bara milik Borneo Indobara terletak di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

PKP2B milik perseroan seluas 24,100 Ha dan masa berlakunya hingga 2036. Berdasarkan informasi dari laman resmi Golden Energy Mines, potensi cadangan batu bara yang dimiliki Borneo Indobara mencapai 1,8 miliar ton. Sedangkan untuk cadangan terbuktinya mencapai 693 juta ton.

5. Berau Coal

PT Berau Coal, anak usaha PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU) berhasil menghasilkan batu bara hingga 23,4 juta ton pada 2020. Dengan capaian tersebut, perseroan menempati posisi kelima sebagai perusahaan batu bara paling produktif.

Tapi, jika capaian 2020 dibandingkan dengan 2019, terlihat terjadi penurunan sangat drastis. Pasalnya, pada 2019 produksi batu bara perseroan berhasil menembus 32,2 juta ton. Kualitas batu baru yang dihasilkan nilai kalorinya berkisar 4.700-5000 kkal/kilogram.

Lokasi tambang batu bara milik Berau Coal tersebar di tiga wilayah yakni, Lati, Sambrata, dan Binungan. Ketiganya terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

PKP2B milik Berau Coal seluas 108 ribu hektare. Izin konsesi yang dimiliki perseroan akan berakhir pada 26 April 2025.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya