Pemerintah Incar Investasi Anggota G20 Rp250 Triliun Melalui TIIWG

Sektor-sektor yang akan dipromosikan masih dirumuskan.

Pemerintah Incar Investasi Anggota G20 Rp250 Triliun Melalui TIIWG
Dok. BKPM
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akan memanfaatkan pertemuan Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri atau TIIWG dalam rangkaian agenda Presidensi G20 guna menggenjot realisasi investasi.  Agenda itu akan digelar pada September 2022 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

“Khusus dari Presidensi G20 kami berharap bisa menargetkan Rp200 triliun hingga Rp250 triliun. Itu angka kasarnya, kami masih menyusun detailnya," katanya saat konferensi pers daring, Selasa (8/2). Pada 2022, BPKM menargetkan investasi yang harus dikejar Rp1.200 triliun.

Kementerian Investasi/BKPM masih merumuskan sektor-sektor yang akan dipromosikan. Potensi terbesar dan bisa ditawarkan, menurut Bahlil, adalah industri bernilai tambah. "Selain pariwisata, perkebunan itu sudah terjadi dan yang jadi fokus kita sekarang ini hilirisasi. Di sektor apa? Batu bara untuk menuju DME atau metanol. Kemudian, nikel menuju kepada baterai dan copper harus ada minimal 70 persen nilai tambah," ujarnya.

Salah satu yang menjadi penekanan adalah investasi ramah lingkungan dan berkeadilan, serta tidak hanya berfokus pada angka. 

“Investasi yang masuk untuk memberdayakan pengusaha kita dan UMKM-UMKM,” katanya.

Tiga isu utama yang bakal dibahas

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan setidaknya ada tiga tema besar yang bakal dibahas dalam Kelompok Kerja Sama Perdagangan, Investasi, dan Industri. Hal ini sesuai dengan tema besar Presidensi G20 yaitu Recover Together, Recover Stronger.

"Bagaimana kita menyelesaikan arsitektur global merupakan masalah pertama. Kedua tranformasi digital dan transisi dari energi hijau atau EBT. Itu menjadi tantangan utama ekonomi dan peradaban dunia saat ini," ujarnya.

Tanpa menyelesaikan arsitektur global, masalah pandemi juga tidak bisa selesai. Pandemi, menurut Lutfi, mengajarkan tidak ada yang selamat sampai semua selamat.

Menurutnya lagi, tranformasi digital menjadi kunci untuk mendekatkan yang kaya dan yang miskin. Hal ini menjadi peluang tersendiri. "Masalah EBT dan climate change juga penting, tidak kalah penting dan nyata untuk dihadapi bersama karena kita tahu ongkosnya besar sekali," kata Lutfi.

Industri juga bakal dibahas

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan G20 TIIWG akan menjadi sejarah karena untuk pertama kalinya isu industri dibahas secara khusus dalam penyelenggaraan G20, dan itu merupakan prakarsa pemerintah Indonesia.

Menurutnya, untuk memanfaatkan momentum ini, pemerintah Indonesia akan mendorong kolaborasi negara-negara G20 dalam melakukan terobosan dan aksi nyata pada sektor perdagangan, investasi, dan industri guna berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi global.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI