Produsen Barbie dan Hot Wheels Ekspansi Pabrik Baru di Cikarang

Ekspansi ini dukung peningkatan kapasitas produksi mainan.

Produsen Barbie dan Hot Wheels Ekspansi Pabrik Baru di Cikarang
Vice President and General Manager PT Mattel Indonesia Roy Tandean saat ditemui di Cikarang, Jawa Barat, Kamis (8/12). (FORTUNE Indonesia/Eko Wahyudi)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Bekasi, FORTUNE - Produsen mainan Barbie dan Hot Wheels, Mattel Inc. (NASDAQ: MAT), hari ini merayakan 30 tahun beroperasinya PT Mattel Indonesia (PTMI), serta meresmikan ekspansi pabriknya di Tanah Air. Perluasan fasilitas produksi ini mencakup pembukaan molding center baru di Cikarang, Jawa Barat.

Ekspansi ini mendukung peningkatan kapasitas produksi mainan serta dapat menciptakan sekitar 2.500 lapangan kerja baru di Indonesia.  

"Dengan bangga kami merayakan dan memperkuat kehadiran jangka panjang kami di indonesia melalui ekspansi operasi manufaktur ini," kata Vice President dan General Manager PT Mattel Indonesia, Roy Tandean, di Cikarang, Kamis (8/12).

Menurut Roy, Indonesia memegang peran penting dalam operasi global Mattel. Negeri ini juga mendukung upaya strategi transformasi untuk tumbuh sebagai perusahaan mainan yang berorientasi pada kekayaan intelektual dan memiliki kinerja yang kuat.

"Ekspansi ini juga memperkuat peran Indonesia sebagai produsen terkemuka di industri mainan global," kata dia.

Punya TKDN yang tinggi

Rata-rata boneka yang diproduksi Mattel di Indonesia memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi, yang iperkirakan mencapai hingga 70 persen. Sebagai hasil dari perluasan dan peningkatan kapasitas produksi ini, Mattel berencana meningkatkan volume pembelian dari mitra lokal untuk produk tekstil dan kemasan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Saat ini, PTMI memproduksi lebih banyak boneka Barbie daripada pabrik lainnya di dunia, dan produksi lokal Mattel saat ini mewakili lebih dari 35 persen total ekspor global mainan Indonesia.

Ada ratusan pemain di industri mainan

Investasi terbaru dari Mattel mendapat sambutan dari Pemerintah indonesia. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan terima kasih atas kontribusi penting Mattel terhadap peta jalan Making indonesia 4.0 dari Kementerian Perindustrian mengingat Mattel baru saja menerima Sertifikat Lighthouse dari kementeriannya.

"Investasi baru Mattel menciptakan banyak kemungkinan baru bagi industri indonesia, termasuk bagaimana mereka dapat mengembangkan lebih lanjut kemampuan manufaktur Industri kecil dan menengah, serta terus mendukung modernisasi industri dengan menerapkan Industri 4.0," kata Agus.

Agus mengatakan salah satu industri pengolahan manufaktur yang terus didorong pertumbuhannya adalah sektor industri mainan.

Saat ini terdapat 131 perusahaan industri mainan berskala besar di Indonesia, dengan jumlah tenaga kerja yang mencapai kurang lebih 36 ribu.

Perkembangan industri mainan di Indonesia pun menunjukan tren peningkatan dengan nilai ekspor pada periode Januari–September 2022 mencapai US$383 juta atau meningkat 29,83 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hingga saat ini negara utama tujuan ekspor mainan Indonesia adalah Amerika, Singapura, Inggris, Cina dan Jerman. Jenis mainan yang paling banyak diekspor adalah boneka, stuffed toy, dan mainan model yang diperkecil.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar