Ramai Kasus Meikarta Buat Konsumen Pilih Apartemen Siap Huni

Apartemen Meikarta hingga kini tetap disorot.

Ramai Kasus Meikarta Buat Konsumen Pilih Apartemen Siap Huni
Ilustrasi apartemen di Jakarta. Shutterstock/CAHYADI SUGI
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pembangunan Apartemen Meikarta terus menjadi sorotan. Janji serah terima kunci pada 2019 belum juga terwujud sehingga para pembelinya hingga kini belum juga mendapat unitnya. Kasus tersebut menurunkan minat para investor apartemen untuk memburu bangunan yang masih dalam tahap pengerjaan atau belum siap huni. 

"Ini Meikarta jadi pelajaran berharga buat calon pembeli. [Kami] sering bilang reputasi developer penting, yang biasanya punya nama besar. Tapi enggak jadi jaminan dalam kasus ini, yang cukup memprihatinkan," kata Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto, dalam konferensi pers, Rabu (4/1).

Pembangunan megaproyek Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, berjalan panjang. Pengembangnya memang dibeking nama besar, yakni PT Lippo Cikarang Tbk. Namun, kondisi tersebut tidak serta-merta menjadi jaminan kelancaran proyek. Hasilnya: tidak sedikit investor belum menerima unit, sementara cicilan mesti terus dibayarkan.

"Temuan kami di Q4 belajar dari kasus ini pembeli cenderung ambil unit atau existing udah terlihat bentuknya. Barang jadi sudah bisa ditempati jelas. Konsekuensi ambil awal launching emang harganya belum tinggi, tapi ini jadi pilihan pembeli," ujar Ferry.

Apartemen jadi lebih diminati

Ferry menambahkan hunian yang siap ditempati harganya lebih mahal dibandingkan dengan hunian yang diakuisisi pada tahap awal pembangunan. Namun, konsumen dengan anggaran longgar cenderung memilih hunian jadi demi menghindar dari risiko.

"Memang tergantung pada pilihan pembeli," ujarnya.

Mayoritas konsumen yang memilih hunian jadi adalah end user. Mereka membeli memang untuk langsung menempati. Sedangkan investor cenderung menjauhi transaksi untuk hunian jadi karena akan mengurangi keuntungannya saat melakukan penjualan kembali.

"Tapi, sekarang semester II 2022 kecenderungannya justru unit existing, proyek yang selesai lebih diminati pembeli karena unit ini lebih secure walau harga lebih tinggi. Tapi, ada jaminan proyeknya sudah selesai. Ini jadi alasan, dasar, kenapa unit existing lebih diminati," kata Ferry.

Harga masih tidak naik signifikan

Berdasarkan data Colliers, khusus strata-title apartment permintaan masih akan tertekan akibat ekonomi makro yang lesu dan sedikitnya peluncuran proyek baru. Namun, penjualan pada 2022 sedikit lebih baik dari 2021, terlihat dari lebih banyaknya unit terjual: masing-masing 1.389 unit dan 1289 unit. Puncak permintaan apartemen terjadi pada 2015 yang mencapai 10.620 unit.

Harga cenderung stagnan karena persaingan ketat dari unit sekunder. Untuk 2023, diperkirakan harga belum akan naik signifikan. Ini semata untuk menarik minat calon pembeli.

Apartemen yang disewakan di area CBD akan mendominasi pasokan hingga 2025. Saat ini, pasar apartemen jenis ini telah kembali normal dengan tingkat hunian apartemen sewa meningkat dibandingkan dengan 2021.

"Namun, harga sewa cenderung stagnan dan diperkirakan tidak naik pada tahun 2023. Pertumbuhan sewa pada tahun 2023 diprediksi naik 10-15 persen akibat inflasi 5,42 persen yoy," ujar Ferry.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya