Bank Dunia Rancang Formula Baru Pengganti Laporan Kemudahan Usaha

Pendekatan baru tersebut direncanakan mulai digunakan 2023.

Bank Dunia Rancang Formula Baru Pengganti Laporan Kemudahan Usaha
Ilustrasi Bank Dunia/Shutterstock Bumble Dee
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Dunia atau World Bank merancang pendekatan baru dalam mengukur tingkat kemudahaan berbisnis di suatu negara setelah audit indikator Ease of Doing Business mereka ditemukan kasus manipulasi.

Mengutip Bloomberg, melalui situs resminya Bank Dunia tengah mempertimbangkan pandangan para ahli dan pemerintahan terkait proyek Business Enabling Environment atau Lingkungan yang Mendukung Bisnis. Meski demikian, proyek ini akan dipimpin oleh kelompok yang sama yang membuat laporan Doing Business.

Nantinya, perubahan indikator iklim usaha itu akan melingkupi evaluasi lingkungan bisnis dari sudut pandang sektor swasta dan tidak hanya dari satuan perusahaan. Termasuk penyediaan layanan publik dalam perekonomian, dan bukan hanya beban regulasi semata.

Kemudian, penilaian juga akan berbasis pada implementasi praktis peraturan, bukan hanya peraturan tertulis. "Pengumpulan data dan pelaporan proses akan diatur dengan standar setinggi-tingginya," kata World Bank dalam sebuah catatan. Lembaga itu juga menargetkan, pendekatan baru dalam menilai iklim usaha suatu negara tersebut akan bisa digunakan mulai 2023.

Dihentikannya laporan Doing Business

Sebagai catatan, World Bank telah menghapuskan laporan Doing Business pada akhir September lalu usai adanya kajian dari pihak ekternal yang menuduh Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva menekan staf World Bank untuk meningkatkan posisi Cina pada laporan 2018 ketika dia masih menjabat.

Georgiva secara konsisten mengelak tuduhan tersebut dan Dewan IMF mendukungnya setelah peninjauan panjang atas tuduhan tersebut. Namun, namanya masih bisa kembali disebut-sebut dalam peninjauan kedua laporan Doing Business kedua.

Kepala ekonom Bank Dunia, Carmen Reinhart, mengatakan kasus telah merusak kredibilitas Bank Dunia dan akan membutuhkan waktu dan upaya untuk membangun kembali kepercayaan.

Skandal ini telah mengguncang IMF dan World Bank pada tahun lalu. Lembaga ini juga telah menunjuk panel independen dari eksternal yang dipimpin oleh mantan Presiden Bundesbank Jens Weidmann untuk memperkuat keamanan institusi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity