CEO Nusantics Ramal Genome Sequencing akan Booming 10 Tahun Mendatang

Genome Sequencing dapat membantu pengobatan tepat sasaran.

CEO Nusantics Ramal Genome Sequencing akan Booming 10 Tahun Mendatang
Sharlini Eriza Putri Co-founder dan CEO Nusantics
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Co-Founder dan CEO Nusantics, Sharlini Eriza Putri, memprediksi pengobatan dengan genome sequencing akan menjadi tren di Indonesia dalam 10 tahun ke depan. Pasalnya, di negara-negara maju pemanfaatan genome sequencing tumbuh kian pesat dipicu pandemi Covid-19.

Sharlini menjelaskan, genome sequencing yang memanfaatkan bantuan teknologi dalam prosesnya akan menghasilkan sebuah lompatan dalam dunia kesehatan. Sebab, dengan mengurutkan genom, manusia dapat mempelajari dunia mikrobioma, ekosistem mikroorganisme yang kompleks termasuk bakteri, jamur, dan virus yang hidup di dalam tubuhnya.  

Dari situ, manusia dapat memahami sistem imunitas dalam tubuhnya sendiri dan memilih metode pengobatan yang tepat.

"Yang menarik adalah setelah ada kemajuan di sequencing ini, begitu badan kita diurutkan, ini genetik itu punya siapa saja sih ternyata? Kebanyakan bukan punya manusia ternyata lebih ke microbiology alias ekosistem bakteri virus jamur dan juga arkea," ujarnya di Indonesia Milenial dan Gen-Z Summit, Rabu (29/9).

"Dan semua ini, mampu benar-benar mempengaruhi sistem kesehatan kita. Jadi kalau kita mau suatu hari manusia bisa decoding imunitas kita harus ngerti dulu mikrobioma," katanya.

Ia mencontohkan selama pandemi, ada sejumlah pasien Covid-19 yang tidak menderita gejala apa pun kendati hasil Cycle Threshold (Ct) menunjukkan bahwa muatan virus dari sampel yang diambil pasien tersebut sangat tinggi.

Sebaliknya, ada sejumlah pasien yang memiliki gejala sangat parah kendati hasil Ct menunjukkan muatan virus Sars-Cov-2 dalam tubuhnya rendah. Sayangnya, pengobatan atas kedua pasien tersebut sama. Akibatnya, efek yang diharapkan seringkali kurang efektif.

"Jadi, itu yang 10 tahun ke depan akan gede banget. Selama pandemi ini jadi terakselerasi karena kelihatan banget kan, selama ini kita pikir patogen pasti bikin penyakit ternyata ada juga yang nggak sakit kan," jelasnya.

Mulai dari kecantikan

Nusantics merupakan start-up genom pertama dan satu-satunya di Indonesia, dan mereka telah memulai pengembangan genome sequencing sejak sebelum pandemi. 

Namun, Nusantics memperkenalkan teknologi kesehatan yang mengandalkan bioteknologi ini mula-mula untuk perawatan kecantikan. Di labnya, Nusantics Hub, mereka melakukan tes usap wajah kepada konsumen dan melakukan genome sequencing untuk menilai keragaman mikrobioma dalam kulit.

Karena mikrobioma yang beragam dan seimbang sangat penting untuk kulit yang sehat, memahami keseimbangan mikrobioma dapat menghasilkan pilihan yang tepat tentang produk perawatan kulit yang sesuai dengan kondisi fisik alami seseorang. Dari situlah kemudian pengobatan atau perawatan kulit dipilih.

"Nusantics itu pas awal mengenalkan bioteknologi di industri kecantikan dulu. Jadi di Senopati (outlet Nusantics) orang datang di screen pakai PCR, di-genome sequencing terus dia tahu di kulitnya kebanyakan bakteri, jamur atau apa," tandasnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M