Kaleidoskop 2022: Daftar Emiten Konstruksi dalam Fortune 100

Empat emiten konstruksi naik peringkat Fortune 100.

Kaleidoskop 2022: Daftar Emiten Konstruksi dalam Fortune 100
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - 2022 membawa momentum pemulihan bagi perusahaan-perusahaan konstruksi di Indonesia. Sejumlah baron konstruksi tercatat dalam daftar Fortune Indonesia 100 dan mengalami peningkatan peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Tercatat, ada 4 perusahaan yang ada di dalam lis. Keempatnya adalah BUMN Karya yang menjalankan banyak proyek penugasan dari pemerintah. Mereka adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Berikut perinciannya:

PT Wijaya Karya

Wijaya Karya, tercatat meraup pendapatan Rp17,8 triliun atau naik 7,7 persen dari tahun sebelumnya. Perusahaan dengan kode saham WIKA tersebut tercatat naik satu peringkat dari posisi ke-47 menjadi 46.

Wika saat ini memiliki enam bisnis strategis meliputi konstruksi (sipil dan bangunan gedung), mekanikal elektrikal, industri beton pra cetak, real estate dan industri lainnya yang ke depannya diyakini akan kian terintegrasi menjadi perusahaan engineering procurement construction (EPC) dan investasi.

PT PP

Tak berbeda jauh dari Wijaya Karya, PT PP mencatat kenaikan pendapatan sebesar 5,89 persen menjadi Rp16,76 persen. Perusahaan ini berada pada peringkat ke-48 atau naik dua peringkat dari 2021 yang pada posisi ke-50.

Dalam menjalankan usahanya, PT PP membagi usahanya menjadi 2, yaitu: jasa konstruksi dan investasi. Di bidang jasa konstruksi terdiri dari kontraktor (gedung, sipil, dan EPC) dan bisnis kontraktor spesialis (Specialist, Plant, dan Equipment). Sedangkan dalam bidang Investasi, perusahaan membaginya ke dalam infrastruktur, energi, dan properti. Kegiatan usaha tersebut telah sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan.

Waskita Karya

Berbeda dari dua BUMN karya sebelumnya, Waskita Karya mengalami penurunan pendapatan 24,56 persen menjadi Rp12,22 triliun. Meski demikian, ranking Waskita melesat dari peringkat ke-78 menjadi 47.

Perusahaan itu berdiri pada 1961 sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pada Desember 2012 Waskita menjadi sebuah Perusahaan Publik dan sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham "WSKT".

Dalam beberapa tahun terakhir, Waskita semakin mengukuhkan perannya sebagai salah satu kontraktor utama di Indonesia serta pengembang infrastruktur/realti melalui pendirian anak usaha yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Waskita Toll Road, PT Waskita Karya Realty, dan PT Waskita Karya Infrastruktur.

Adhi Karya

Adhi Karya juga mengalami kenaikan peringkat dari 83 pada 2021 menjadi 75 tahun ini. Kenaikan peringkat tersebut diikuti pertumbuhan pendapatan 6,49 persen menjadi Rp11,53 triliun.

Perusahaan dengan kode ticker saham ADHI merupakan BUMN konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yakni Maret 2004. Sejak saat itu, 49 persen saham ADHI dimiliki oleh masyarakat luas.

Selain bisnis konstruksi, ADHI memiliki empat bisnis lain, yakni energi, properti, industri, dan investasi. 

Sejalan dengan hal ini, ADHI menciptakan tagline Beyond Construction yang menegaskan bahwa ADHI tidak hanya memberikan jasa konstruksi, tetapi juga jasa lain yang manfaatnya dapat dirasakan secara terus-menerus.

ADHI berpartisipasi dalam progam Proyek Strategis Nasional, salah satunya ialah Light Rail Transit Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi sesuai dengan Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2015 beserta Perubahannya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M