OVO Pimpin Pasar Dompet Digital di Indonesia

Modal ventura asing membuat persaingan dompet digital ketat.

OVO Pimpin Pasar Dompet Digital di Indonesia
Shutterstock_Arief Budi Kusuma (deleted)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - OVO memimpin persaingan dompet digital (e-wallet) di Indonesia pada 2020 berdasarkan "Boku: Mobile Wallets Report 2021". Laporan yang dipublikasikan pada 9 Juli 2021 itu mengungkapkan OVO menguasai 32,8% pangsa pasar, jauh di atas empat pesaing besarnya yakni ShopeePay (15,6%), LinkAja (13,9%), Gopay (13,2%), dan  DANA (12,2%).

Nilai transaksi OVO juga lebih tinggi ketimbang dompet digital lain yakni US$10,7 miliar atau 38,2 persen dari total nilai transaksi e-wallet di Indonesia yang mencapai US$28 miliar pada 2020. Sementara itu, nilai transaksi ShopeePay mencapai US$4,3 milar, LinkAja US$3,9 miliar, Gopay US$3,7 miliar, dan DANA US$3,4 milar.

Boku, perusahaan penyedia jaringan pembayaran, dalam laporannya juga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan e-wallet tercepat ketiga dunia. Pada 2020, volume transaksi dompet digital Indonesia diperkirakan mencapai 1,7 miliar, sementara pada 2025 jumlahnya diprediksi bisa melesat menjadi 16 miliar.

Potensi besar pasar dompet digital tersebut membuat persaingan kian ketat. Terlebih dengan masuknya suntikan modal ventura asing untuk membiayai kampanye promosi yang agresif. Hal ini terlihat dari bagaimana ShopeePay mampu mengungguli beberapa pemain inkumben, seperti Gopay dan DANA pada 2020

ShopeePay yang merupakan pendatang baru telah menjadi dompet digital kedua yang paling banyak digunakan di Indonesia. Itu hasil dari menawarkan potongan harga tinggi dan promosi lainnya kepada konsumen.

Boku juga melakukan survei terhadap 1.035 responden untuk mengetahui lanskap perilaku penggunaan e-wallet di Indonesia. Hasilnya, rata-rata konsumen menggunakan sebanyak 3,2 dompet digital untuk memaksimalkan keuntungan setiap layanan, hampir sama dengan hasil survei terhadap penggunaan di India.

Ada sejumlah hal yang membuat konsumen menggunakan e-wallet, di antaranya pembayaran digital (73%), cashback/diskon dari dompet digital (69%), ingin mencoba teknologi baru (61%), cashback/diskon dari merchant (57%), ingin berhenti menggunakan uang tunai (53%), dan rekomendasi dari teman (42 persen).

Dari sisi penggunaan, kebanyakan konsumen Indonesia memakai e-wallet untuk top up, pembayaran, tagihan, dan transfer. Ini sebetulnya menjadi sinyal bagaimana mobile wallet menjadi proxy untuk membantu pembukaan rekening masyarakat.

Kemudian, laporan ini juga menemukan 81% responden menggunakan dompet digital untuk belanja online, lebih tinggi dibandingkan untuk pembayaran langsung di toko sebesar 40%. Tentang itu, laporan menyimpulkan bahwa konsumen Indonesia begitu terpusat pada layanan e-commerce, terutama untuk pembayaran selular.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Bisnis Otomotif dan Alat Berat Lesu, Laba Bersih Astra Turun 14,3%