Vale Indonesia dan Huayou Sepakat Bangun Smelter HPAL Nikel di Sulsel

Kapasitas produksi tahunan smelter sekitar 60.000 ton nikel.

Vale Indonesia dan Huayou Sepakat Bangun Smelter HPAL Nikel di Sulsel
Operasional PT Vale Indonesia Tbk. (Vale Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Vale Indonesia Tbk (“PT Vale”) dan Zhejiang Huayou Cobalt Company (“Huayou”) menandatangani Heads of Agreement (HoA) pengembangan smelter dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (“HPAL”) di Sorowako, Sulawesi Selatan.

Sebalumnya, kedua belah pihak telah memulai langkah awal kerja sama dengan melakukan studi kelayakan (feasibility study) atas proyek tersebut. Studi yang dilakukan oleh Huayou tersebut berujung pada kesimpulan positif sehingga komitmen kemitraan ditingkatkan dengan HoA.

Nantinya, pabrik HPAL tersebut akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (“MHP”) dengan rencana kapasitas produksi tahunan sekitar 60.000 ton nikel dalam PLTMH. PLTMH tersebut dapat diolah menjadi bahan untuk komponen baterai kendaraan listrik.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal lain yang dibahas dalam perjanjiankerja sama ini adalah komitmen para pihak untuk meminimalkan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2050.Huayou akan berdiskusi lebih lanjut dengan PT Vale untuk mempelajari energi alternatif rendah karbon.

CEO PT Vale Febriany Eddy menjelaskan, proyek joint development ini merupakan salah satu realisasi untuk memenuhi komitmen perusahaannya terhadap penambangan berkelanjutan serta mendukung program pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Proyek pertumbuhan berkelanjutan

Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif Vale Base Metals, mengatakan perluasan kerja sama dengan Huayou Cobalt dalam proyek ini begitu penting. Pasalnya, kerja sama yang akan dijalin dapat menjadi katalisator pembangunan ekonomi berkelanjutan dari sumber daya nikel kelas dunia Indonesia.

"Bersama dengan kemajuan terbaru pada fasilitas HPAL Pomalaa dan Proyek Blok Bahodopi, menunjukkan bahwa kami berkomitmen untuk melaksanakan proyek pertumbuhan berkelanjutan generasi berikutnya dengan dampak lingkungan yang minimal untuk kepentingan pemangku kepentingan lokal dan nasional," tuturnya.

Sementara Chairman Huayou, Chen Xuehua, mengatakan bahwa kemitraan itu adalah kombinasi yang baik antara keunggulan sumber daya mineral Vale dan keunggulan teknologi High Pressure Acid Leaching Huayou Cobalt.

"Kerja sama kami juga dapat memenangkan peluang pertumbuhan bagi kedua belah pihak, menambah kekuatan dan nilai bagi industri, serta memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Maret 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Medco Rampungkan Divestasi Kepemilikan di Blok Ophir Vietnam
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya