Mengenal Aktiva Lancar dalam Bisnis: Pengertian dan Jenis

Aktiva lancar mudah diubah menjadi uang tunai.

Mengenal Aktiva Lancar dalam Bisnis: Pengertian dan Jenis
Ilustrasi laporan keuangan. (Pixabay/Tumisu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Suatu perusahaan tentu memiliki kekayaan yang bisa dilihat dari aset atau aktiva lancar. Istilah tersebut merupakan komponen yang penting dalam laporan keuangan perusahaan.

Secara garis besar, aset berarti seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan berupa uang, barang, gedung, dan sebagainya. Aset tersebut dapat dinilai dengan mata uang.

Aset biasanya digunakan sebagai modal menjalankan bisnis dan sering diidentikkan dengan modal berupa uang. Namun, semua yang digunakan dalam aktivtas perusahaan bisa dianggap sebagai aset, demikian laman Accurate.

Berdasarkan likuiditasnya, aset terbagi dua: aset lancar dan tidak lancar. Likuiditas sendiri adalah kemampuan aset untuk digunakan dalam kurun waktu tertentu.

Nah, aktiva lancar ini merupakan kekayaan perusahaan yang mudah diukur secara pasti dengan satuan nilai mata uang, serta mudah diubah menjadi cash, menurut Investopedia. Aset lancar ini umumnya menjadi komponen dasar perusahaan dalam menunjang berbagai aktivitas bisnusnya. Berikut sejumlah ciri-ciri aset lancar:

  • Mudah diperjualbelikan dan digunakan dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan.
  • Disimpan agar dapat diperjualbelikan lagi.
  • Pencairan relatif singkat sehingga dapat dimunculkan dalam 12 bulan setelah akhir periode neraca.
  • Biasanya berbentuk uang tunai atau kas.

Manfaat aktiva lancar

Pengertian Laporan Perubahan Modal. (Shutterstock/wutzkohphoto)

Aktiva lancar sebagai bentuk kekayaan yang likuid memiliki peran penting dalam menunjang operasional bisnis perusahaan, sebagaimana dilansir dari laman Akseleran.

Salah satu manfaat aktiva lancar ini adalah untuk membayar tagihan, seperti membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar utang, membayar sewa gedung, dan sebagainya.

Aktiva lancar biasanya cepat habis untuk keperluan yang bersifat rutin maupun insidental. Namun, aktiva lancar akan kembali terisi dari hasil penjualan atau aset lain yang telah dibayarkan. Itulah mengapa pergerakan aktiva lancar bersifat dinamis.

Perusahaan yang tidak memiliki aktiva lancar akan kesulitan menjalankan proses produksi. Karena itu, perusahaan perlu memastikannya berada dalam kondisi aman saat ingin melanjutkan proses produksi.

Jenis aktiva lancar

ilustrasi manajemen keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ada beberapa jenis aktiva lancar. Berikut daftarnya, seperti dilansir dari laman Accurate.

1. Uang tunai

Dalam akuntansi, uang tunai lebih dikenal dengan kas dan bank. Kas tersebut digunakan untuk operasional bisnis. Sedangkan, uang yang tersisa dalam rekening disebut dengan bank.

Kas dan bank dapat digunakan secara langsung. Proses pencairannya pun relatif singkat, berbeda dari uang yang tersimpan pada rekening giro di bank karena mesti menunggu tanggal tertentu agar dapat dicairkan.

2. Surat berharga

Surat berharga merupakan surat yang dikeluarkan oleh instansi sebagai bukti kepemilikan suatu kekayaan yang bernilai, dan dapat diperdagangkan sewaktu-waktu. Dengan begitu, perusahaan dapat beroleh dana tunai dari penjualan surat berharga.  Berikut berbagai macam contoh surat berharga:

  • Deposito Bulanan
  • Obligasi
  • Saham
  • Wesel tagih
  • dan surat berharga lainnya yang mudah diperdagangkan

3. Piutang

Piutang merupakan tagihan kepada pelanggan yang membeli barang secara kredit. Umumnya piutang dibayarkan dalam tempo waktu tertentu. Pembayaran dengan tempo ini juga telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.

4. Persediaan

Persediaan adalah jumlah barang yang belum terjual serta memilki ekonomi. Dengan demikian, jika barang tersebut terjual, maka uang hasil penjualan tersebut dapat mengisi kas perusahaan.

5. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka termasuk aset lancar karena pembayaran dilakukan di awal oleh perusahaan sehingga biaya tersebut tidak membebani perusahaan pada akhir periode.

Kewajiban yang telah dibayarkan di awal itu membantu perusahaan tetap menjalankan aktivitas ekonominya tanpa membebani kas berjalan. Contoh dari biaya dibayar di muka ini premi asuransi, alat tulis kantor, serta bunga.

Related Topics

Aktiva LancarAset

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity