Mau Mulai Usaha? Pahami Cara Menentukan Segmen Pasar yang Tepat

Ini sejumlah contoh segmentasi pasar di bisnis.

Mau Mulai Usaha? Pahami Cara Menentukan Segmen Pasar yang Tepat
ilustrasi bisnis afiliasi (unsplash.com/Bruce Mars)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Jika berbisnis diibaratkan sebagai kereta, maka segmen pasar bisa jadi adalah lokomotifnya. Karena, segmentasi pasar akan menentukan ke mana arah bisnis Anda akan berjalan ke depannya. 

Ketika segmentasi pasar ditentukan dengan tidak tepat, bisnis yang Anda kelola kemungkinan akan sulit berkembang. Pada akhirnya bisnis Anda tidak menghasilkan keuntungan.

Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya sebuah bisnis bisa dilihat dari beberapa aspek termasuk bagaimana bisnis itu bisa mempengaruhi konsumen yang dituju hingga mereka ingin berkontribusi pada bisnis Anda. Inilah alasan mengapa Anda perlu mengetahui sebuah istilah yang dinamakan sebagai segmentasi pasar.

Pengertian segmentasi pasar

Penjual melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Istilah segmentasi pasar digunakan pertama kali oleh Wendell R Smith, pada 1956. Wendell adalah seorang dosen dan pakar ekonomi asal Amerika Serikat. 

Dia merumuskan istilah tersebut dalam jurnalnya berjudul “Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategies. Secara umum, pengertian segmentasi pasar adalah strategi pemetaan target konsumen berdasarkan karakteristik, kebutuhan, ataupun perilakunya agar perusahaan mampu mengenali kelompok konsumen tersebut dengan lebih baik.

Melalui segmentasi pasar ini, perusahaan dapat mengetahui target konsumen mana yang tepat untuk bisnisnya. Dengan demikian, bisnis diharapkan bisa memberikan hasil secara optimal dan memiliki efektifitas pemasaran yang tinggi.

Menurut Kotler dan Amstrong, segmentasi pasar adalah pembagian sebuah pasar ke dalam kelompok berbeda yang ditujukan untuk melakukan pemasaran sesuai karakteristik, kebutuhan, serta keinginannya masing-masing. Sementara, menurut Pride dan Ferrel, pengertian segmentasi pasar adalah sistem pembagian pasar menjadi sejumlah konsumen potensial dan tertarget, khususnya untuk jenis pelanggan dengan kebutuhan serta karakteristik yang sama.

Ini sejumlah contoh segmentasi pasar

ilustrasi presentasi (unsplash.com/ Jason Goodman)

Agar lebih mudah memahami segmentasi pasar, berikut beberapa contoh segmentasi pasar beberapa produk bisnis. 

1. Produk makanan minuman

Salah satu produk yang memiliki pasar luas adalah makanan dan minuman. Namun, untuk menyasar ke pasar yang lebih spesifik, simak contoh segmentasi pasar camilan keripik kentang Chitato hingga varian minuman  berikut ini.

  • Segmentasi demografis

Calon konsumen produk makanan ringan ini adalah berusia 7 hingga 30 tahun dari semua kalangan tanpa memandang status, tingkat ekonomi, maupun pendidikan. 

Sedangkan untuk minuman kemasan ini menargetkan calon konsumen berusia 15-35 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai salah satu minuman isotonik yang populer, produk ini dipasarkan dengan harga ekonomis, yaitu Rp7-10 ribu/botol ukuran 500 ml.

  • Segmentasi geografis

Chitato menargetkan calon konsumen di wilayah perkotaan dan pedesaan. Sebab, bahan dasar keripik kentang digemari oleh masyarakat dan mudah didapatkan di mana saja. Sedangkan produk minuman menyasar ke calon konsumen yang tinggal di wilayah perkotaan maupun pedesaan dengan cuaca tropis.

  • Segmentasi psikografis

Chitato menyasar ke calon konsumen yang gemar bersantai dan melakukan pekerjaan ringan sembari menikmati camilan ringan dalam kemasan.

Sedangkan untuk minuman seperti YOU C1000 Orange Water menyasar calon konsumen berusia produktif yang aktif berolahraga sebab kandungan ionnya menggantikan elektrolit dan nutrisi yang hilang akibat berolahraga.

2. Produk Pakaian

Sebagai salah satu produk pakaian, pakaian bayi adalah jenis pakaian yang hanya bertahan seumur jagung dikarenakan pesatnya pertumbuhan bayi. Karena perlu dipertimbangkan secara matang untuk menentukan segmentasi pasarnya. 

  • Segmentasi demografis

Pakaian bayi menargetkan orang tua yang memiliki anak usia 0-5 tahun. Selain itu, produk ini juga bisa ditawarkan kepada kerabat atau teman baik pria maupun perempuan yang ingin menjenguk bayi.

  • Segmentasi geografis

Produk ini mengarah ke daerah perkotaan dan pedesaan yang penduduknya memiliki bayi. Selain di toko fisik, produk ini juga bisa ditawarkan secara online untuk menjangkau lebih banyak calon konsumen.

  • Segmentasi psikografis

Produk ini menyasar ke calon konsumen usia produktif yang aktif mengikuti tren fashion bayi dan kerap berbelanja pakaian bayi secara online atau langsung di toko fisik.

3. Produk Kosmetik

Tata rias bukan lagi sekedar pemoles wajah, tapi juga berkembang menjadi gaya hidup. Sebab itu, tak mengherankan bila kosmetik menunjukkan persaingan ketat di setiap segmen.

Lalu bagaimana cara menentukan segmentasi pasarnya? Cek penjelasannya di bawah ini.

  • Segmentasi demografis

Produk kosmetik mengarah ke calon konsumen perempuan usia remaja dari ekonomi kelas bawah hingga menengah.

  • Segmentasi geografis

Calon konsumen tinggal di lingkungan perkotaan maupun pedesaan yang mudah menjangkau produk kecantikan tersebut. 

  • Segmentasi psikografis

Produk kecantikan Anda, bisa menyasar perempuan usia remaja yang ingin merawat kulit wajah. Selain itu, produk ini juga cocok untuk calon konsumen yang ingin tampil cantik dengan produk kosmetik yang harganya bersahabat. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M