Salip BRI, Aset Bank Mandiri jadi Terbesar Tembus Rp2.007 Triliun

Ini 5 bank terbesar di Indonesia berdasarkan aset.

Salip BRI, Aset Bank Mandiri jadi Terbesar Tembus Rp2.007 Triliun
Ilustrasi Perbankan/ Achmad Bedoel
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sejumlah perbankan telah mencetak kinerja yang cemerlang dengan pertumbuhan aset yang cukup tinggi di sembilan bulan pertama tahun 2023. Tak tanggung-tanggung, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) bahkan mampu mencetak rekor tertinggi capaian aset dengan nilai Rp2.007 triliun pada September 2023. Bahkan, aset Bank Mandiri tersebut mampu menyalip aset PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang sempat menduduki peringkat pertama dari segi aset di bulan Mei 2023.

Menanggapi fenomena tersebut, Pengamat Perbankan sekaligus SVP Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menilai meningkatnya aset bank-bank besar sebagai cerminan bahwa bank mampu bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Kalau saya melihat kondisi ini menunjukan perbankan Indonesia terutama bank besar KBMI 4  masih resilience pada tahun 2023. Namun ke depannya di tahun 2024 ini agak berat,” kata Trioksa saat dihubungi Fortune Indonesia di Jakarta, Rabu (1/11).

Meski demikian, Ia menilai tingginya aset tersebut belum menjanjikan ketahanan bank untuk menghadapi tren bunga tinggi ke depan. Untuk itu, dirinya mengimbau kepada seluruh pelaku perbankan untuk selalu waspada mengingat tren bunga tinggi masih akan berlangsung cukup lama hingga tahun 2024 mendatang. Terlepas dari hal tersebut, lantas siapa bank yang mengekor di belakang Bank Mandiri dan menduduk 5 besar bank berdasarkan aset? Berikut ulasannya.

Jadi bank terbesar, aset Bank Mandiri sentuh  Rp 2.007 triliun, tumbuh 9,11%

Plaza Bank Mandiri/Dok Istimewa

Bank berkode emiten BMRI ini berhasil menorehkan rekor sebagai bank pertama di Indonesia dengan total aset konsolidasi yang menembus Rp 2.007 triliun per September 2023. Tercatat, total aset dari bank pita emas ini mampu tumbuh 9,11 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (YoY).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, kenaikan total aset tersebut ikut didorong oleh laju pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang mampu tumbuh positif. “Dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri terus berfokus dalam peningkatan pelayanan dengan memberikan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah. Terutama dengan mendorong sektor yang prospektif di setiap wilayah,” ujar Darmawan di Jakarta, Senin (30/10).

Tercatat, Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp 1.315,92 triliun pada September 2023 dari posisi setahun sebelumnya sebesar Rp 1.167,51 triliun atau tumbuh 12,71 persen (yoy).

Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 132 ribu Mandiri agen yang menjangkau 2,75 juta nasabah.

Tempati urutan kedua, aset BRI capai Rp1.851,97 triliun

BRI Tower. (Dok. BRI)

Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh BRI dengan perolehan aset konsolidasian sebesar Rp1.851,97 triliun di September 2023. Padahal, pada Mei 2023 aset BRI mampu menjadi yang tertinggi mencapai Rp1.631,18 triliun, sedangkan Bank Mandiri kala itu mencatatkan aset sebesar Rp1.519,98 triliun. Persaingan aset antara dua bank tersebut memang cukup ketat untuk mempertahankan gengsi predikat bank terbesar di Indonesia dari segi aset.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, peningkatan aset tersebut mampu dijalankan seiring dengan transformasi digital yang terus dilakukan perseroan mampu meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnis BRI. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang secara konsisten semakin membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Rasio BOPO membaik dari semula 68,36 persen menjadi 68,07 persen dan CIR membaik dari semula 42,55 persen menjadi 41,28 persen”, kata Sunarso (25/10).

Sunarso menjabarkan bahwa strategi BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan ada dua. Strategi pertama, adalah menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan. Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru, atau menyasar segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian.

Tempati peringkat ketiga, aset BCA tembus Rp1.381 triliun

Menara BCA/ Dok BCA

Posisi ketiga aset bank terbesar ditempati oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Tercatat, hingga September 2023 total aset konsolidasian BCA naik 7,2 persen (yoy) menjadi Rp1.381 triliun.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan, kinerja yang positif tersebut tak terlepas dari kesetiaan nasabah kepada BCA. Hal tersebut juga turut mendorong total dana pihak ketiga yang tumbuh 6,2 persen (yoy) menjadi Rp1.089 triliun. Seiring dengan peningkatan aset, biaya provisi BCA tercatat juga turun Rp1,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, peningkatan aset juga dibarengi oleh proses digitalisasi BCA. Pada sembilan bulan pertama tahun 2023, total volume transaksi BCA naik 26,8 persen (yoy) mencapai 22 miliar transaksi. Kanal mobile banking juga mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 43,4 persen (yoy). Sementara itu, jumlah rekening  nasabah mencapai 38,8 juta per September 2023, atau naik sebesar 17,1 persen (yoy).

Aset BNI tembus Rp1.009 triliun, tempati posisi keempat

Menara BNI Pejompongan/ Dokumen BNI

Untuk bank terbesar posisi keempat ditempati oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Secara konsolidasian aset BNI mencapai Rp1.009 triliun pada September 2023 atau tumbuh 7 persen (yoy) bila dibandingkan dengan posisi September 2022 yang hanya Rp943 triliun.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati memaparkan, kinerja tersebut didukung oleh digital banking perseroan yang tumbuh positif didukung oleh inovasi digital untuk menjawab kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Perseroan tidak hanya menghadirkan solusi keuangan yang inovatif bagi nasabah, tetapi juga terus memperkuat kapasitas dan kapabilitas layanan digital.

Hal ini terlihat dari jumlah pengguna BNI Mobile Banking hingga September 2023 yang meningkat 20,9 persen (yoy) dari sebelumnya 12,9 juta user menjadi 15,6 juta user. Kondisi tersebut diikuti dengan peningkatan jumlah transaksi sebesar 75,3 persen (yoy) mencapai 738 juta transaksi, dan nilai transaksi yang tumbuh 53,6 persen (yoy) menjadi Rp874 triliun.

Pencapaian ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI Mobile Banking sebagai One Stop Financial Solutions bagi nasabah ritel yang andal dan mampu menjawab berbagai kebutuhan layanan keuangan nasabah, mulai dari transaksi pembayaran, investasi, bahkan beyond banking, terutama lifestyle.

"Prestasi dalam kinerja BNI Mobile Banking membuktikan bahwa kami berada di jalur yang tepat dalam men-shifting layanan transaksi nasabah ke arah digital," kata Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi tersebut.

Menurut Susi, BNI akan terus memperluas layanan dengan mengoptimalkan ekosistem BNI Group, membangun partnership/kemitraan strategis, terutama dalam mengoptimalkan ekosistem transaksi mitra korporasi dalam negeri hingga mitra global untuk menjawab kebutuhan nasabah di era digital banking saat ini.

Aset BTN tembus Rp407 triliun, tempati posisi kelima

Menara BTN Jakarta, Dok BTN

Posisi kelima untuk bank dengan aset tertinggi ditempati oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dengan nilai Rp407 triliun di Agustus 2023, tumbuh 6,7 persen dibandingakan dengan posisi Agustus 2022 yang hanya mencapai Rp383 triliun.

Dalam laporan keuangan bulanan BTN pada Agustus 2023, posisi kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp314,2 triliun. Posisi tersebut tumbuh 9,9 persen secara tahunan dari Rp286,1 triliun di Agustus 2022.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan perseroan membidik pertumbuhan kredit di level sekitar 10 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut, lanjut Nixon, akan ditopang oleh KPR [Kredit Pemilikan Rumah] Subsidi, KPR Non-Subsidi, dan kredit high yield.

“Dengan indikator makro yang semakin kondusif, kondisi perekonomian dan perbankan nasional juga akan semakin membaik karena didorong juga oleh beberapa stimulus,” ujar Nixon.

Sementara itu, pertumbuhan positif pada kredit di emiten bersandi saham BBTN tersebut terpantau ditopang kegiatan akad massal yang aktif digelar.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI