P2P Lending: Pengertian, Cara Kerja, Kelebihan, dan Kekurangannya

Fasilitasi antara debitur dan kreditur.

P2P Lending: Pengertian, Cara Kerja, Kelebihan, dan Kekurangannya
ilustrasi P2P lending (pexels.com/cottonbro)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Peer to peer lending atau P2P lending adalah suatu jasa layanan yang menghubungkan antara pihak peminjam atau debitur dengan pemberi pinjaman atau kreditur secara langsung. 

Layanan ini biasanya dikemas dalam bentuk finansial technology (fintech). Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pengertian mengenai P2P lending, cara kerja, dan untung ruginya dalam artikel berikut.

Pengertian P2P lending

ilustrasi P2P lending (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, P2P lending merupakan suatu metode layanan pinjaman di mana setiap orang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan dana pinjaman dari orang lain yang menyediakannya secara online.

Layanan P2P lending sendiri biasanya dimotori oleh perusahaan financial technology (fintech).

Di Indonesia, aplikasi dari penyedia jasa ini terus mengalami peningkatan dan menjadi salah satu metode alternatif pendanaan. 

Bahkan, aktivitas mengenai pinjaman online (pinjol) turut diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 77/POJK.01/2016.

Dilansir laman resmi OJK (03/08/2022), fintech peer to peer lending adalah layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara debitur atau borrower dengan kreditur atau lender berbasis teknologi informasi. 

Cara kerja P2P lending

ilustrasi P2P lending (pexels.com/Karolina Grabowska)

Lantas, bagaimana cara kerja P2P lending sendiri?

Pada umumnya, peer to peer lending merupakan platform online yang memfasilitasi pihak peminjam dan pemberi dana. Kreditur dapat memberikan pinjaman secara langsung kepada peminjam dengan return yang lebih tinggi. 

Dapat dikatakan, layanan ini merupakan salah satu bagi para pemilik dana untuk melakukan investasi dengan mendapatkan return yang besar ketimbang investasi melalui suku bunga pasar.

Sedangkan, bagi peminjam dapat mengajukan kredit kepada pendana dengan proses yang lebih mudah dan cepat dibandingkan lembaga keuangan konvensional lainnya. 

Kreditur atau debitur akan melakukan registrasi. Umumnya, mereka harus mengisi data diri dan mengunggah dokumen seperti kartu identitas dan swafoto.

Debitur biasanya akan mengunggah data yang berbeda tergantung pada platform yang digunakan.

Sampai di sini, cara kerja akan dibagi menjadi dua, yakni cara kerja P2P lending bagi peminjam dan cara kerjanya bagi pendana. Berikut adalah cara kerjanya.

Cara kerja P2P lending untuk pendana atau kreditur

Kreditur memiliki cara kerja yang berbeda dengan peminjam atau debitur. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:

  1. Setelah mendaftar, kreditur menelusuri marketplace dan menganalisis pinjaman dengan berbekal informasi yang ada di fact sheet.
  2. Kreditur akan memberikan dana pada tawaran pinjaman sesuai dengan jumlah yang ditawarkan oleh kreditur.
  3. Pada saat jatuh tempo, kreditur akan menerima pengembalian pinjaman beserta bunganya.

Sebagai kreditur, Anda bisa memutar kembali uang tersebut ke debitur lainnya.

Cara kerja P2P lending untuk peminjam atau debitur

Sebagai debitur atau peminjam dana, berikut ini adalah proses yang dilalui:

  1. Kreditur mengajukan pinjaman melalui aplikasi pinjaman dan mengisi informasi yang diminta.
  2. Platform tempat pengajuan pinjaman akan menganalisis dan memberikan persetujuan sebelum ditawarkan kepada debitur.
  3. Debitur harus mengembalikan dana yang ditentukan sebelum tanggal jatuh tempo.

Kelebihan dan kekurangan P2P lending

ilustrasi P2P lending (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebagaimana diketahui, peminjam akan mendapatkan return yang tinggi dari dana yang diinvestasikan pada P2P lending. 

Hal ini menunjukkan, bagi individu yang ini mendapatkan pinjaman dana akan dikenakan bunga setiap bulannya.

Borrower harus membayar pokok pinjaman disertai dengan bunga sesuai dengan tenor atau masa pinjaman yang berlaku.

Sebelum berinvestasi pada P2P lending, ada baiknya memperhatikan hal-hal berikut.

Kelebihan investasi P2P lending

Investasi P2P lending memiliki sejumlah kelebihan. Dari kelebihan ini, Anda bisa menentukan apakah nantinya akan berinvestasi P2P lending. Berikut ini adalah beberapa kelebihannya:

Imbal hasil

Kelebihan investasi dari perusahaan fintech lending adalah imbal hasil yang besar. P2P lending memungkinkan Anda untuk menerima return dari bunga peminjam.

Dalam setahun, investor dapat mengantongi keuntungan hingga 18 persen. Dapat dikatakan, pendana akan mendapatkan imbal hasil sebesar 1,5 persen per bulan.

Leluasa menentukan tenor

Keuntungan lainnya dari investasi P2P lending adalah fleksibilitas dalam menentukan tenor atau jangka waktu peminjaman. Batas waktu ini bisa dalam waktu 3 bulan, 6 bulan, hingga 2 tahun.

Kekurangan investasi P2P lending

Selain memiliki beberapa kelebihan, ada beberapa kekurangan dari P2P lending yang juga bisa Anda jadikan acuan. Berikut ini adalah penjelasannya:

Risiko tinggi

Sesuai dengan konsep dasar dari investasi, keuntungan yang besar akan berbanding lurus dengan risiko yang tinggi. Bagi investor yang memiliki profil risiko investasi agresif, nampaknya P2P lending dirasa sesuai.

Hal ini karena adanya risiko yang akan dihadapi oleh pendana nantinya, seperti peminjam gagal membayar sehingga pemilih dana mengalami kebangkrutan karena uang dibawa kabur.

Dana Investasi Tidak Bisa Sembarangan Ditarik 

Pemilik dana tidak bisa sembarangan menarik dana yang telah diinvestasikannya. Penarikan hanya bisa dilakukan setelah masa investasi selesai.

Perusahaan P2P lending memiliki aturan masing-masing dan tenor pencairan dana yang beragam. Ada yang enam bulan, satu tahun, bahkan lebih.

Berikut tadi pembahasan mengenai P2P lending. Bisa disimpulkan bahwa P2P lending adalah salah satu metode investasi yang menguntungkan. Apakah Anda tertarik untuk menjadi investor P2P lending?

Related Topics

P2P LendingFintech

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M