Kinerja Unilever Indonesia Q III-2021

Terjadi penurunan dari segi laba bersih dan pendapatan.

Kinerja Unilever Indonesia Q III-2021
Unilever Indonesia
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bagaimana kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada kuartal ketiga 2021? Apakah relatif menurun atau cenderung naik?

Sebelumnya, Unilever membukukan penjualan bersih Rp20,18 triliun pada paruh pertama 2021. Itu menurun 7,32 persen ketimbang tahun sebelumnya. Begitu juga dengan laba bersih yang tertekan hingga 15,7 persen menjadi Rp3,05 triliun.

Lantas, seperti apa penjualan dan laba Unilever di kuartal yang berakhir pada 30 September 2021 ini? Simak rangkuman informasi berikut.

1. Masih Menurun

Dari segi laba bersih dan pendapatan, terjadi penurunan kinerja Unilever Indonesia pada triwulan ketiga tahun ini, ketimbang periode serupa tahun lalu. Laba bersih tahunannya menurun 19,52 persen dari Rp5,43 triliun (Q3 2020) menjadi Rp4,37 triliun (Q1 2021). Sementara pendapatannya berkurang 7,48 persen dari Rp32,5 triliun menjadi Rp30,02 triliun.

Dilihat dari segmen penjualan, produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh pun berkurang 12,97 persen (yoy). Dari Rp23,04 triliun (Q3 2020) menjadi Rp20,05 triliun (Q3 2021).

Namun, penjualan produk makanan dan minuman Unilever berhasil naik 6,06 persen menjadi Rp9,97 triliun (Q3 2021) dari Rp9,4 triliun (Q3 2020).

Berdasar lokasi, baik penjualan dalam negeri maupun ekspor sama-sama menurun—masing-masing minus 7,41 persen dan 8,45 persen. Penjualan domestik menjadi Rp28,72 triliun sedangkan ekspornya menjadi Rp1,3 triliun.

2. Turunkan Beban Pemasaran dan Umum

Unilever juga sukses menekan beban pemasaran dan umum, terdiri dari beban pemasaran dan penjualan serta beban umum dan administrasi. Masing-masing menurun 4,85 persen dan 5,03 persen.

Beban pemasaran dan penjualan berkurang dari Rp6,59 triliun menjadi Rp6,27 triliun. Sementara beban umum dan administrasi berkurang dari Rp3,18 triliun menjadi Rp3,02 triliun.

Sayangnya, pengurangan beban itu tak mampu mempertahankan capaian laba usaha senilai Rp7,09 triliun pada Q3 2020. Malah terjadi penurunan 18,05 persen laba usaha menjadi Rp5,81 triliun pada Q3 tahun ini.

3. 5 Strategi Prioritas Unilever

Penurunan kinerja Unilever Indonesia tak lepas dari tertekannya daya beli konsumen, khususnya konsumen kelas menengah ke bawah. Gabungan keduanya setidaknya menyumbang sekitar 65 persen terhadap nilai pangsa pasar perusahaan. Itu berdasar pernyataan Presiden Direktur Unilever, Ira Noviarti, kepada Fortune Indonesia pada pertengahan Juli 2021.

“Saya melihat perekonomian dan pemulihan pasar baru akan terjadi pada kuartal empat (2021). Enggak bisa cepat-cepat, karena beriringan dengan bagaimana vaksinasi dilakukan,” ujarnya.

Demi menjaga keberlangsungan perusahaan, Unilever Indonesia menerapkan lima strategi prioritas, yakni fokus memberi stimulasi kepada konsumen, menjalankan dual economy, fokus pada saluran dengan pertumbuhan lebih cepat di masa depan (e-commerce dan social commerce), digitalisasi produksi hingga penjualan, serta praktik bisnis berkelanjutan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen