Pecahkan Masalah Pembayaran UMKM, Paper.id Rilis Produk BNPL

Paper.id menggandeng investor strategis, Buana Sejahtera Gro

Pecahkan Masalah Pembayaran UMKM, Paper.id Rilis Produk BNPL
Manajemen Paper.id. (Paper.id)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Selama pagebluk, banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kesulitan memenuhi permintaan konsumen akibat kegiatan bisnisnya terganjal efek pandemi Covid-19. Pelan tapi pasti, sumber pendanaan bisnis mereka surut.

Menurut riset Atradius, proses pembayaran ke pemasok melambat hingga 75 hari ketimbang masa pra-pandemi. Sirkulasi kas bisnis pun alhasil terganggu. Ujungnya, satu per satu bisnis ritel di ranah domestik tumbang.

Guna mengatasi masalah tersebut, startup Paper.id memutuskan untuk meluncurkan produk BNPL (Buy Now, Pay Later) serta fitur Get Paid Faster sebagai solusi pendanaan bagi 200.000 pelaku UMKM di Indonesia.

“Berdasarkan data internal kami, kebanyakan UMKM dalam B2B hanya memiliki sedikit opsi untuk membayar supplier mereka. Kami memberikan lebih banyak opsi lewat produk BNPL dan pembayaran digital seperti kartu kredit, terlepas apakah supplier mereka menyediakan metode pembayaran tersebut,” jelas CTO dan Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam, dalam keterangan resminya yang dikutip Kamis (7/10).

1. Kolaborasi dengan Investor Strategis

Paper.id berkolaborasi dengan investor strategis, Buana Sejahtera Group (BSG), demi menambah kapabilitas terkait pendanaan bisnis, sekaligus masuk ke rantai pasokan konvensional. Itu keputusan tepat, mengingat BSG bergerak di bidang keuangan, logistik, dan perhotelan.

“Paper.id dengan berbagai keunggulan unik yang dimiliki, seperti invoicing, payment dan pendanaan bergerak sebagai startup yang tak hanya membantu proses digitalisasi dan pendanaan dalam ekosistem kami, tapi juga membantu pelaku usaha lainnya di rantai pasokan lain secara nasional,” kata Direktur BSG, Simon Pratama.

Sejak awal 2021, Paper.id mengklaim sudah memproses faktur senilai US$640 juta dolar. Platform full-stack invoicing dan pembayaran B2B itu telah memproses faktur dengan total nilai melampaui US$1 miliar.

2. Catatkan Pertumbuhan Signifikan

Dua solusi teranyar Paper.id itu telah bertumbuh signifikan dalam beberapa bulan terakhir, menurut CEO dan Co-Founder Paper.id, Jeremy Limman. Untuk produk BNPL, startup itu menyatakan telah memvalidasi lebih dari 3.000 faktur. Sementara untuk penyaluran pendanaan berbasis rantai pasok, Paper.id telah menggelontorkan US$10 juta.

“Tingkat pembayaran digital (turut) meningkat tiga kali lipat sejak peluncuran kedua produk tersebut,” ujar Jeremy dalam keterangannya.

3. Adopsi Produk Pendanaan dan Pembayaran Digital di Transaksi B2B

Dari perspektif Paper.id, akselerasi tingkat pertumbuhan serta adopsi produk pendanaan dan pembayaran digital kini melengkapi trifecta transaksi B2B (faktur, pembayaran, dan pendanaan). Di mana itu juga memperkuat perusahaan sekaligus proses transformasi dan digitalisasi rantai pasokannya.

“Kami telah mengamati, perusahaan yang menggunakan fasilitas pendanaan, cenderung menggunakan pembayaran dan invoicing digital juga,” ujar Yosia.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pacu Dana Murah, CASA BTN Capai 50,1%
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang