Resep Induk Usaha TikTok Menjadi Startup Paling Bernilai di Dunia

Valuasi ByteDance menempati posisi 1 daftar unicorn global.

Resep Induk Usaha TikTok Menjadi Startup Paling Bernilai di Dunia
Ilustrasi TikTok. Shutterstock/Nattakorn Maneerat
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bagaimana induk perusahaan TikTok—ByteDance—bisa menjadi perusahaan rintisan paling bernilai di dunia? Apa kunci dan rahasia di balik lonjakan valuasinya?

Pernahkah Anda melihat video TikTok berseliweran di berbagai beranda media sosial Anda? Rasanya tak lagi aneh bila cuplikan-cuplikan itu meramaikan jagat maya, mengingat pengguna TikTok pun tersebar di berbagai belahan dunia.

Menurut Statista, setidaknya 1 miliar pengguna TikTok aktif membuka akunnya setiap bulan per September 2021. Itu menandakan kenaikan pengguna aktif bulanan sebesar 45 persen ketimbang Juli 2020 (689 juta).

Pandemi COVID-19 yang menghantam dunia turut mendongkrak jumlah unduhan aplikasi tersebut di pasar internasional, melahirkan 315 juta unduhan baru TikTok secara global hanya pada kuartal pertama 2020.

Induk perusahaannya, ByteDance, ikut ketiban durian runtuh. Valuasinya bertumbuh. Mengutip Pymnts, Rabu (17/11), estimasi valuasi ByteDance US$400 miliar per Oktober 2021—meningkat US$40 miliar ketimbang bulan sebelumnya. Capaian tersebut jauh lebih tinggi daripada Juli 2020, yakni US$140 miliar berdasar data CB Insights.

3 Keunggulan ByteDance

Setiap kali ByteDance meluncurkan produk, perusahaan turut meningkatkan 3 keunggulan bisnis inti mereka sehingga membuatnya menjadi startup paling bernilai di dunia. Berikut perincian nilai unggulnya.

- Basis pengguna muda dengan tingkat keterlibatan tinggi

Sama seperti Facebook (Meta), ByteDance berhasil tumbuh berkat generasi muda yang secara aktif berinteraksi di platformnya—khususnya TikTok. Ini tercermin pada jumlah pengguna aktif bulanannya yang begitu tinggi. Menurut Chartr, TikTok mencetak prestasi itu hanya dalam 5 tahun; mengalahkan para pendahulunya seperti WhatsApp, WeChat, Instagram, Youtube, dan Facebook.

- Produk yang sengaja dirancang agar viral

Dengan TikTok, ByteDance berhasil melahirkan platform kuat bagi para pengguna yang ingin berinteraksi. 50 top kreator konten di TikTok bahkan memiliki jumlah pengikut yang jauh lebih banyak daripada kombinasi populasi Meksiko, Kanada, Britania Raya, dan Australia.

- Personalisasi dan algoritma rekomendasi

ByteDance tak merancang platform untuk konten, tetapi memanfaatkan kecerdasan artifisial guna mengembangkan algoritma yang menjodohkan minat Anda dengan berbagai bentuk konten.

ByteDance di Awal Kemunculan

Induk perusahaan TikTok itu berdiri pada 2012, berawal dari sebuah apartemen kecil di Toutiao. Pada tahap rintisannya, aplikasi buatan perusahaan mencatatkan 1 juta pengguna aktif hanya 4 bulan setelah peluncuran.

Salah satu pendorong pertumbuhan ByteDance adalah IPO masif Alibaba pada 2014. Perusahaan yang Jack Ma dirikan itu mencetak valuasi US$25 miliar saat melantai di NYSE. Dari situ, para investor global mulai berburu perusahaan dengan potensi pertumbuhan serupa di pasar Tiongkok.

Para perusahaan teknologi pun kebanjiran investasi, tak terkecuali ByteDance. Sejak 2014, perusahaan telah menghimpun modal ventura yang tak diungkap jumlahnya. Tentu itu memperkuat ByteDance untuk bersaing langsung dengan raksasa teknologi lain seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI