Jakarta, FORTUNE - Ketegangan perdagangan global kembali meningkat di awal 2025. Tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah komoditas dan produk dari negara berkembang mendorong ketidakpastian ekonomi dan menekan daya saing bisnis.
Di tengah situasi tersebut, strategi pelaku bisnis diprediksi akan mulai bergeser untuk tidak berekspansi secara agresif. Justru para pebisnis akan melakukan evaluasi manajemen proses bisnis yang lebih streamline, pendekatan yang lebih berorientasi efisiensi, loyalitas pelanggan, dan ketahanan jangka panjang. Terutama dalam hal pengelolaan customer journey mulai dari akuisisi hingga retensi.
“Saat dalam tekanan, kebutuhan akan solusi yang tidak hanya efisien namun juga menyeluruh dan adaptif menjadi semakin penting. Perusahaan tak lagi cukup mengandalkan tools terpisah yang hanya menyelesaikan sebagian kecil dari perjalanan pelanggan,” kata CEO Mekari, Brendan Rakhphongphairoj melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (29/4).
Untuk itu, Mekari sebagai platform software-as-a-service (SaaS) menjabarkan sejumlah insight global yang harus diwaspadai pebisnis Indonesia dalam akuisisi & retensi pelanggan di 2025.