Namun, di tengah perubahan yang konstan ini, ada satu hal yang tidak berubah: jika pengusaha ingin membuat pelanggan tetap setia pada brand mereka, wajib hukumnya bagi mereka menyediakan pengalaman yang relevan dan fleksibel yang dibutuhkan pelanggan.
Jika dalam perspektif tradisional B2C merujuk pada berbelanja di pusat perbelanjaan, makan di restoran, menonton film berbayar, dan infomercial, kini model B2C telah mengalami lompatan jauh ke dalam dalam bentuk e-commerce atau penjualan barang dan jasa melalui internet.
Lompatan ini bisa berimplikasi pada dua hal: kesuksesan atau kebangkrutan. Para pengecer, misalnya, harus bersaing dengan produsen besar yang kini bisa menjual langsung produknya kepada konsumen. Namun, ia juga bisa memperoleh keuntungan dengan makin luasnya jangkauan serta segmentasi pasar.
B2C secara online dapat dibagi menjadi lima kategori: penjual langsung, perantara online, B2C berbasis iklan, berbasis komunitas, dan berbasis biaya. Berikut penjelasannya:
- Penjual langsung. Ini adalah model yang paling umum di mana orang membeli barang dari pengecer online. Ini dapat mencakup produsen atau bisnis kecil atau versi online dari pusat perbelanjaan yang menjual produk dari produsen yang berbeda.
- Perantara online. Mereka adalah perantara yang sebenarnya tidak memiliki produk atau layanan yang menghubungkan antara pembeli dan penjual. Situs seperti Expedia, trivago, dan Etsy masuk dalam kategori ini.
- B2C berbasis iklan. Model ini menggunakan konten gratis untuk menarik pengunjung ke sebuah situs web. Pengunjung tersebut kemudian akan melihat iklan digital atau online. Jumlah pengunjung web yang besar digunakan untuk menjual iklan, yang pada gilirannya menjual barang dan jasa. Salah satu contohnya adalah situs media seperti HuffPost, sebuah situs dengan lalu lintas tinggi yang menggabungkan iklan dengan konten aslinya.
- Berbasis komunitas. Situs seperti Meta (sebelumnya Facebook), yang membangun komunitas online berdasarkan minat bersama, membantu pemasar dan pengiklan mempromosikan produk mereka langsung kepada konsumen. Biasanya, situs web menargetkan iklan berdasarkan demografi dan lokasi geografis pengguna.
- Berbasis biaya. Situs langsung kepada konsumen seperti Netflix mengenakan biaya agar konsumen dapat mengakses kontennya. Situs tersebut juga dapat menawarkan konten gratis namun terbatas, sementara sebagian besar kontennya dikenakan biaya. The New York Times dan surat kabar besar lainnya sering menggunakan model bisnis B2C berbasis biaya.