Bahlil Ungkap Indonesia Sekarang Bisa Produksi Emas 70 Ton Setahun

Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan Indonesia kini mampu memproduksi emas pada rentang 60-70 ton per tahun. Peningkatan ini didukung oleh pengoperasian dua pabrik pemurnian emas.
Dia mengungkap hal tersebut dalam acara peresmian fasilitas precious metal refinery (PMR) atau pabrik pemurnian emas dan logam mulia di Gresik, Jawa Timur. PMR ini merupakan pabrik pemurnian emas terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$630 juta atau sekitar Rp10 triliun.
“Produksi emas dari 3 juta konsentrat Freeport di Gresik menghasilkan sekitar 50-60 ton emas. Sementara itu, Amman Mineral dengan 900.000 konsentrat emas menghasilkan sekitar 18-20 ton. Secara keseluruhan, dua pabrik ini dapat memproduksi 60-70 ton emas per tahun,” kata Bahlil dalam sambutannya yang disiarkan secara virtual, Minggu (16/3).
Peresmian PMR milik PT Freeport Indonesia (PTFI) ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah mempercepat program hilirisasi industri dalam negeri. Selain itu, pembangunan fasilitas ini juga menjadi bentuk pemenuhan kewajiban PTFI dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diberikan sejak 2018.
PMR ini merupakan bagian dari smelter konsentrat tembaga di Gresik, yang diklaim sebagai smelter single line terbesar di dunia. Smelter ini memiliki nilai investasi yang jauh lebih besar, yakni mencapai US$4,2 miliar.
Bahlil juga menyampaikan pemerintah telah menyetujui perpanjangan izin ekspor bagi Freeport. Keputusan ini diambil karena pabrik sempat mengalami kebakaran pada fasilitas asam sulfat, yang menghambat produksi.
“Sekarang, produksi emas dari smelter Freeport yang belum pernah diresmikan ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Prabowo,” ujarnya.