BUSINESS

Terpukul Pandemi, Deretan Brand Fesyen yang Gulung Tikar di 2021

Jenama fesyen global yang dulu punya nama besar kini tutup

Terpukul Pandemi, Deretan Brand Fesyen yang Gulung Tikar di 2021Ilustrasi display pakaian di department store. (Pixabay/ArtisticOperations)
23 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sudah hampir tiga tahun, pandemi Covid-19 melanda dunia. Seluruh masyarakat global terkenda dampak, termasuk para pelaku bisnis setiap negara di dunia harus berjibaku mempertahankan stabilitas usahanya. 

Tak semua pelaku bisnis bisa bertahan di tengah situasi sulit saat ini. Ada yang mampu bertahan, bahkan semakin berkembang lebih baik, namun ada pula yang terpaksa harus menelan kerugian, bahkan himgga gulung tikar. Salah satunya adalah fesyen.

Beberapa jenama fesyen global yang dulunya mempunyai nama besar pun kini terpaksa harus menutup toko fisiknya secara permanen. Berikut ini adalah beberapa jenama besar dalam dunia fesyen yang terpaksa menurut gerai sepanjang 2021 sebagaimana yang kami lansir dari Antara (22/12).

MUJI Indonesia

Jenama fesyen dan ritel asal Jepang ini sudah 12 tahun beroperasi di Indonesia. MUJI dikenal dengan produk-produk bergaya minimalis. Selain fesyen, MUJI menjual berbagai produk gaya hidup, mulai kosmetik, elektronik, hingga perabotan.

Toko ini pertama kali dibuka di Plaza Indonesia pada 2009. Sayangnya, MUJI Indonesia terpaksa menutup toko terakhirnya di Mall Grand Indonesia, sekaligus menghentikan seluruh operasional perusahaan pada Maret 2021.

“Ucapan terima kasih banyak kepada seluruh pelanggan setia kami yang telah menemani kami kurang lebih 12 tahun di Indonesia,” begitu tulis pengumuman akun instagram resmi mereka, pada (29/3).

Christopher & Banks

Awalnya perusahaan ini bernama Braun’s Fashion yang didirikan sejak 1956 di Amerika Serikat (AS). Perusahaan lantas mengganti merek mereka menjadi Christopher & Banks pada 2000. Dengan 320 toko di 27 negara bagian AS, perusahaan fokus memproduksi pakaian perempuan dewasa dengan rentang usia 35-55 tahun dengan harga yang terjangkau.

Sayangnya, pandemi Covid-19 tak berpihak pada keberlanjutan bisnis Christopher & Banks. Perusahaan ritel fesyen ini pun mengajukan kebangkrutan pada Januari 2021 dan segera menutup seluruh gerainya sebulan kemudian.

Related Topics