Jakarta, FORTUNE - PT Batu Gunung Mulia Putra Agro (BGMPA), pabrik kelapa sawit berbasis koperasi di Kalimantan Selatan, mencatat lonjakan efisiensi setelah menerapkan strategi digitalisasi. Presiden Direktur PT BGMPA, Angga Yudha Prasetya, mengatakan langkah digitalisasi ini menjadi krusial di tengah tekanan harga dan fluktuasi pasar minyak sawit yang makin cepat berubah.
Lebih lanjut, perusahaan mengadopsi GROW with SAP sebagai strategi mendongkrak kinerja perusaaan. “Transformasi kami dengan GROW with SAP telah mengubah cara kami bekerja secara fundamental,” ujar Angga, dalam keterangannya, Senin (24/11).
Sebelum transformasi digital, proses penutupan laporan akhir bulan BGMPA membutuhkan waktu hingga 30 hari. Situasi tersebut membatasi kemampuan perusahaan menilai kinerja operasional secara akurat dan memperlambat penetapan harga beli maupun harga jual, yang sangat menentukan stabilitas pendapatan petani anggota koperasi.
Adopsi GROW with SAP mengubah struktur operasional perusahaan secara signifikan. Siklus pelaporan kini diselesaikan hanya dalam tiga hari—pemangkasan waktu 90 persen, serta memberi visibilitas real-time lintas produksi, pengadaan, dan keuangan.
Efisiensi ini turut meningkatkan margin keuntungan sebesar 2–4 persen, termasuk lonjakan margin pengadaan dari 3 persen menjadi 5–7 persen. Di samping itu, memperluas visibilitas dan kontrol untuk melakukan scale-up secara efisien dan merespons dinamika pasar dengan lebih sigap.
“Kami menjadi lebih cepat, lebih lincah, dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan," katanya.
SAP menyebut keberhasilan BGMPA sebagai bukti bahwa transformasi digital bukan hanya strategi besar perusahaan multinasional, tetapi juga kebutuhan pelaku agribisnis yang ingin menjaga daya saing.
“GROW with SAP memberdayakan perusahaan yang tengah berkembang pesat untuk mengadopsi cloud ERP modern yang skalabel dengan cepat dan penuh keyakinan,” kata Liher Urbizu, President and Managing Director SAP Southeast Asia.
Implementasi sistem rampung hanya dalam empat bulan dengan dukungan TMS Consulting. Mitra SAP ini membantu BGMPA beralih dari proses manual menuju operasi berbasis data, termasuk integrasi otomatis untuk memantau volume produksi, inventaris, dan aset secara langsung.
BGMPA kini menyiapkan fase lanjutan digitalisasi lewat SAP Analytics Cloud untuk memperkuat analisis prediktif harga komoditas dan indikator keberlanjutan. Dengan fondasi data yang lebih kuat, perusahaan menargetkan ekspansi yang lebih terukur sembari menjaga tujuan awalnya: memastikan nilai tambah yang lebih adil bagi petani sawit di Tanah Laut.
