Jakarta, FORTUNE - Pop Mart optimistis dapat mencapai target tahun 2025. CEO sekaligus pendiri Pop Mart, Wang Ning, menyebut perusahaan mainan asal Cina itu berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pendapatan 20 miliar yuan (US$2,78 miliar) tahun depan. Bahkan, Wang optimistis target 30 miliar yuan (US$4,18 miliar) tahun ini juga akan mudah tercapai.
“Kami masih sangat positif untuk pasar luar negeri, dan kami percaya ruang pertumbuhan masih sangat luas,” kata Wang, mengutip Reuters.
Optimisme itu tak lepas dari performa paruh pertama 2025 yang mencatat rekor. Pop Mart membukukan pendapatan 13,87 miliar yuan (US$1,94 miliar), naik 204 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan laba bersih melonjak 401 persen. Dilansir Business Insider, kkontributor terbesar datang dari IP The Monsters, termasuk karakter ikonik Labubu, yang menyumbang 4,81 miliar yuan atau sekitar sepertiga total penjualan.
Guna menjaga momentum, Pop Mart akan meluncurkan Labubu mini dalam seri terbaru “The Monsters Pin For Love.” Boneka berukuran sekitar 4 inci itu bisa digantung di ponsel, hadir dalam 30 warna berbeda, dan dijual seharga US$22,99. Produk ini akan dirilis pada 29 Agustus 2025 dan dijual dalam format blind box, sehingga kolektor baru mengetahui warna yang didapat setelah membuka kemasan.
Selain itu, seri baru ini juga menghadirkan gantungan huruf berukuran 4,5 inci dengan ornamen logam Labubu, dijual seharga US$18,99. Rangkaian tersebut memungkinkan penggemar menyusun nama, inisial, hingga pesan rahasia.
Tak hanya mengandalkan karakter populer, Wang Ning juga mendorong ekspansi agresif ke pasar luar negeri. Tahun ini, Pop Mart akan membuka 10 toko baru di Amerika Serikat, menambah sekitar 40 gerai yang sudah ada. Ekspansi juga dieksplorasi ke Timur Tengah, Eropa Tengah, serta Amerika Tengah dan Selatan.
Popularitas Labubu memang jadi mesin utama Pop Mart. Boneka bergigi lebar ini kerap terjual habis hanya hitungan menit, dengan antrean panjang mengular di depan toko-toko Pop Mart di berbagai negara. Bahkan, karena animo yang terlalu tinggi, penjualan fisik Labubu sempat dihentikan di Inggris dan Korea Selatan. Dengan strategi ekspansi global dan peluncuran Labubu mini, Pop Mart berharap tren pertumbuhan tetap terjaga hingga 2025, menuju ambisi membangun kerajaan ala Disney.