Laba Produsen Labubu Melejit Hampir 400% pada Semester I 2025

Jakarta, FORTUNE - Pop Mart, perusahaan mainan koleksi asal Cina, berhasil mencetak lonjakan laba bersih hampir 400 persen pada semester I 2025. Produsen boneka Labubu yang mendunia ini tengah menikmati pertumbuhan pesat berkat popularitas karakter “ugly-cute” andalannya dan ekspansi agresif ke pasar global.
Melansir Reuters, perusahaan melaporkan kenaikan laba bersih 396,5 persen dan pendapatan melonjak 204,4 persen, melampaui proyeksi sebelumnya yang hanya memperkirakan pertumbuhan pendapatan 200 persen dan laba bersih berulang minimal 350 persen.
Saham Pop Mart telah meroket lebih dari 200 persen sepanjang tahun ini, membuat perusahaan mainan Cina itu kini lebih bernilai daripada raksasa global seperti Mattel, pembuat Barbie, maupun Sanrio, induk Hello Kitty.
Pop Mart populer dengan figur koleksi “blind box”, di mana pembeli tidak mengetahui desain yang akan diperoleh hingga kemasan dibuka.
Melansir Financial Times, Salah satu pendorong utama kesuksesan Labubu, dengan senyum khas bergigi, adalah dukungan dari selebritas dunia, termasuk Lisa dari grup K-pop Blackpink, penyanyi Rihanna, hingga mantan pesepak bola David Beckham. Perusahaan berjanji meningkatkan pasokan boneka yang kini kerap ludes di toko-toko global.
CEO Wang Ning, dalam wawancara bulan lalu, menyebut penjualan Labubu akan menembus 10 juta unit per hari mulai September 2025.
Labubu dikategorikan Pop Mart sebagai bagian dari portofolio karakter IP “The Monsters”, yang pada semester I mencatat pendapatan 4,81 miliar yuan (US$669,88 juta), atau 34,7 persen dari total pendapatan. Selain itu, empat IP lain—termasuk “Molly” dan “Crybaby”—masing-masing menyumbang lebih dari 1 miliar yuan.
Hingga pertengahan tahun, Pop Mart mengoperasikan 571 toko, 40 di antaranya baru dibuka sepanjang semester I, serta 2.597 toko otomatis berbasis robot di 18 negara dan wilayah.