Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) terpaksa menunda rencana ekspansi pembukaan 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baru pada tahun ini. Keputusan ini diambil akibat kelangkaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, khususnya jenis bensin beroktan tinggi.
Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, mengungkapkan bahwa sejumlah SPBU tersebut secara fisik telah selesai dibangun dan siap beroperasi. Namun, peresmiannya ditangguhkan untuk menghindari kerugian karena ketiadaan produk utama yang akan dijual.
“Kalau misalnya SPBU kami buka pun, kalau nggak ada barangnya kan juga sayang. Itu yang menjadi perhatian kami. Beberapa SPBU sudah rampung dibangun, tinggal dibuka aja pintunya, tapi kan sayang (kalau tidak ada stok BBM),” kata Vanda saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (11/9).
Vanda mengatakan, jika dipaksakan buka, SPBU baru tersebut hanya akan bisa menjual BBM jenis solar (BP Diesel). Padahal, produk andalan perusahaan seperti bensin dengan Research Octane Number (RON) 92 dan RON 95 justru sedang langka.
Ia menegaskan bahwa kendala pasokan ini telah disampaikan kepada Kementerian ESDM dengan harapan agar solusi dapat segera ditemukan.
"Itu yang menjadi perhatian kami, dan kami sudah utarakan juga," ujarnya.
Secara terpisah, manajemen dari induk usaha, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), menyampaikan permohonan maaf atas gangguan layanan ini.
"BP-AKR sampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan atas ketidaknyamanan yang terjadi dan terima kasih atas kepercayaan masyarakat terhadap SPBU BP," kata Director and Corporate Secretary AKR Corporindo, Suresh Vembu, dalam acara Pubex Live 2025, Selasa (9/9).
Suresh mengonfirmasi bahwa pasokan untuk BBM jenis BP Ultimate dan BP 92 di jaringan SPBU BP-AKR memang belum kembali normal.
"Namun BP-AKR mengupayakan jaringan SPBU BP tetap beroperasi untuk melayani produk yang tersedia dan layanan lainnya," katanya.
BP-AKR saat ini mengoperasikan 63 SPBU yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Perusahaan patungan antara British Petroleum (BP) dan AKR Corporindo ini telah beroperasi pada bisnis hilir migas Indonesia sejak 2018.