BUSINESS

14 Tahun Plataran Indonesia, dari Properti hingga Kapal Pesiar

Perayaan bertema True National Pride 'Karya Untuk Bangsa'.

14 Tahun Plataran Indonesia, dari Properti hingga Kapal PesiarKonferensi pers 14 tahun Plataran Indonesia, Selasa (11/1)/FortuneIDN/DESY Y.
13 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Plataran Indonesia merayakan hari jadinya ke 14 di Januari ini. Bertema True National Pride “Karya untuk Bangsa”, perayaan ini menandai pencapaian berkelanjutan dari Plataran.

Hadir pertama kali di tahun 2009, Plataran telah menjadi tonggak penting bagi industri perhotelan di Indonesia. Menyasar kelas menengah ke atas, restoran dan hotel Plataran membawa ambience Nusantara lewat kehadiran barang-barang seni di dalamnya. 

Memasuki tahun ke-14, Plataran semakin mengukuhkan posisi di industri pariwisata dan MICE dengan visi, For Indonesia and Indonesians, True Indonesian Ecotourism Icon, dan Hospitality with Impact. Tujuannya adalah membawa nama Indonesia di panggung internasional.

Selama perjalanannya, Plataran telah diberikan kepercayaan menjadi tuan rumah sejumlah tamu kehormatan, seperti Presiden dan Wakil Presiden RI, berbagai kementerian, pemimpin dunia, dan mitra resmi G20.

Bagaimana kisah CEO Plataran Group, Yozua Makes membangun bisnis Plataran hingga ada di titik ini?

Asal usul nama Plataran

Berawal dari ketidaksengajaan, Yozua membangun Plataran bersama istrinya Dewi Makes. Keduanya memiliki latar belakang di bidang pendidikan dan pengajar di universitas. Yosua mengajar di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Pelita Harapan (UPH), sedangkan istrinya pengajar di UI. 

Keduanya mendirikan Plataran karena kecintaan dan merasa harus menjaga kebudayaan Indonesia melalui pariwisata. Yosua mengatakan Plataran selalu mengedepankan kontribusinya terhadap sektor pariwisata dan Indonesia melalui 3 pilar utama, yaitu alam, budaya, dan masyarakat.

“Apa yang bisa kita kembalikan kepada Indonesia, jaga kebudayaannya. Karena kalau kita tak punya kebudayaan lagi, sepintar apa pun ketika kita ke global market kita ga punya apa-apa. Kita harus jaga alamnya, masyarakatnya,” ujarnya dalam temu media di Hutan Kota Plataran, Jakarta, Selasa (10/1).

Keduanya kemudian menjadikan vila pribadi di Canggu, Bali, sebagai Plataran yang pertama. Plataran Canggu pun menjadi awal Yozua terjun ke bisnis pariwisata dan food & beverages (F&B).

“Kenapa namanya Plataran, saya juga nggak tahu it’s out of the blue. Tapi pelataran adalah salah satu kosakata yang paling sering digunakan di Indonesia,” ujarnya.

Misalnya, di mana-mana Pak Presiden Jokowi meresmikan sesuatu bertempat di pelataran istana. Pelataran sama dengan selasar. 

“Di beberapa kitab suci, pelataran adalah tempat yang paling disukai oleh Tuhan, itulah filosofi kita. Bahwa Tuhan itu duduknya di pelataran memerhatikan manusia yang sedang bekerja. Tantangannya, banyak orang yang mau mengkopi,” katanya.

Setelah di Canggu, Plataran kemudian melebarkan sayap ke lokasi ikonik lainnya, seperti di Ubud dan Taman Nasional Bali Barat. Di Pulau Jawa, Plataran ada di Borobudur, Puncak, Jakarta, dan Bromo. Plataran pun hadir di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Labuan Bajo. 

Plataran juga mengoperasikan kapal pesiar (cruise) di Labuan Bajo, menyusul di Jakarta tahun ini untuk mengeksplorasi Pulau Seribu.

Ekspansi ke luar negeri di mulai pada 2018 dengan membuka restoran pertamanya di Tokyo secara secara patungan (joint venture). Yosua mengatakan, sedang mempersiapkan restoran di negara lainnya tahun ini.

Pertahankan usaha saat pandemi

Yosua mengakui pandemi menjadi pukulan berat bagi berbagai sektor industri, khususnya pariwisata. Namun, Plataran tak sulit beradaptasi. Ia mengungkapkan, mematuhi protokol kesehatan (Prokes) yang ditetapkan pemerintah merupakan kunci mempertahankan usaha saat pandemi Covid-19.

Yosua mengatakan, pihaknya memilih berinvestasi di protokol kesehatan, seperti membeli alat sanitasi, air purifier, dan sebagainya.

Pandemi juga tidak terlalu memberikan dampak buruk bagi usahanya yang sejak awal mengusung konsep yang dekat dengan alam. Terlebih masyarakat pun mencari tempat bertemakan ruang terbuka.

"Ketika ekowisata digaungkan, beruntungnya Plataran sejak dahulu memang mengusung tema atau identik dengan alam yang hijau," katanya.

Chief Strategy Officer Plataran, Anandita Makes Adoe menggambarkan pandemi bak roller coaster bagi manajemen. Tahun 2020, tepatnya akhir Maret hingga awal April mulai terasa.

“Kami membuat Plataran Crisis Management Center. Strategi dan keputusan dibuat bergantung perubahan situasi saat itu. Kami punya 1300 karyawan dan bersyukur tidak melakukan PHK sama sekali,” katanya

Related Topics