Jakarta,FORTUNE- Memasuki pengujung tahun ini, kondisi perekonomian nasional dan global kembali diguncang ancaman resesi yang dipicu imbas pandemi dan kekacauan rantai pasok global akibat perang Ukraina dan Rusia.
Berbagai lembaga dunia, termasuk Dana Moneter International (IMF), memperkirakan perekonomian global akan masuk jurang resesi pada tahun depan. Dampak dari kenaikan suku bunga yang signifikan dalam waktu singkat disertai lonjakan inflasi akan memukul berbagai sektor ekonomi.
Bahkan, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun depan hanya 2,7 persen dan memperingatkan resesi dunia yang keras jika pembuat kebijakan salah menangani perang melawan inflasi.
Menimbang kondisi tersebut, Direktur Eksekutif Lippo Group, John Riady, menilai sektor properti sebagai sektor padat karya masih memiliki peluang sebagai bantalan krisis, asalkan dikawal oleh berbagai kebijakan pendukung pertumbuhan.
John menganggap sektor properti telah menunjukkan daya tahan luar biasa selama pandemi. Daya resilensi yang sama, lanjutnya, akan menjadi modal sektor properti melewati masa krisis.
"Yang jelas, sektor properti akan tetap prospektif. Sebabnya, Indonesia masih memiliki kesenjangan kepemilikan pemukiman, selain itu pertumbuhan kelas menengah yang kuat akan menjamin kesinambungan pertumbuhan permintaan tersebut,” kata John via keterangan yang dikutip Senin (24/10).