Jakarta, FORTUNE - Emiten pemilik gerai kopi Fore Coffee, PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), membukukan laba bersih sebesar Rp42,03 miliar pada semester I-2025. Angka ini meningkat 29,46 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan periode sama pada 2024 yang mencapai Rp32,47 miliar.
Kenaikan laba ini sejalan dengan lonjakan penjualan neto perseroan sebesar 46,78 persen (YoY) menjadi Rp662,37 miliar dari sebelumnya Rp451,26 miliar. Pertumbuhan ini ditopang oleh kinerja solid pada semua segmen bisnis.
Secara terperinci, segmen minuman yang menjadi tulang punggung bisnis mencatatkan penjualan neto Rp596,41 miliar, naik 44,80 persen (YoY). Segmen makanan juga menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 68,34 persen (YoY) menjadi Rp62,92 miliar, diikuti segmen lain-lain yang tumbuh 53,17 persen (YoY) menjadi Rp3,04 miliar.
Perusahaan itu menyatakan kinerja keuangan ini sedikit melampaui proyeksi.
"Pertumbuhan yang cepat ini didorong oleh ekspansi gerai dan efisiensi operasional yang menjadikan Fore Coffee tangguh dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini," demikian dikutip dari keterangan resmi Fore Coffee dalam situs webnya.
Untuk mendukung pertumbuhan, perseroan gencar melakukan ekspansi. Sepanjang semester I-2025, Fore Coffee telah menambah 29 gerai baru. Dengan demikian, total gerai per akhir Juni 2025 mencapai 261 unit.
Pada 2025, FORE telah menganggarkan belanja modal (capex) senilai Rp222 miliar. Dana tersebut akan difokuskan mendukung ekspansi, tidak hanya gerai Fore Coffee, tetapi juga Fore Donut dan pengembangan bisnis di Singapura.
Perseroan menargetkan pembukaan 72 gerai baru tahun ini untuk mencapai target pertumbuhan laba 70-80 persen dan kenaikan penjualan 40-50 persen (YoY).
Dari sisi neraca, total aset Fore Coffee per Juni 2025 tercatat sebesar Rp1,02 triliun. Sementara itu, total liabilitas dan ekuitas masing-masing berjumlah Rp390,79 miliar dan Rp633,26 miliar.
Kinerja positif ini turut direspons pasar. Pada penutupan perdagangan Rabu (30/7), saham FORE terpantau menguat 2,31 persen ke level harga Rp665 per saham.