Laba BCA Naik 8% jadi Rp29 Triliun pada Semester I-2025

- Laba bersih BCA naik 8% menjadi Rp29 triliun di semester I-2025
- Kredit BCA tumbuh ekspansif 12,9%, dengan pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6%
- DPK BCA naik 5,7% menjadi Rp1.190 triliun per Juni 2025, dengan frekuensi transaksi yang diproses BCA naik 17%
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan laba bersih senilai Rp29 triliun atau naik 8 persen (YoY) pada semester I-2025.
Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong menjelaskan pencapaian kinerja laba BCA di paruh pertama 2025 ditopang oleh pendapatan bunga maupun pendapatan selain bunga. "BCA berkomitmen terus menghadirkan inovasi dan memperluas cakupan produk dan layanan sesuai kebutuhan nasabah,” ujar Hendra Lembong saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/7).
BCA mampu mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang mencapai 7 persen (YoY) menjadi Rp42,5 triliun pada semester I 2025.
Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6 persen (YoY) menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional Rp56,2 triliun, naik 7,8 persen (YoY). Rasio cost to income (CIR) sebesar 29,1 persen, turun dari 30,5 persen pada tahun sebelumnya.
Kredit BCA tumbuh ekspansif 12,9%

Bank dengan kode saham BBCA ini juga membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp959 triliun per Juni 2025. "Pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumer," kata Hendra.
Kredit korporasi BCA tumbuh 16,1 persen (YoY) mencapai Rp451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial naik 12,6 persen (YoY) menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1 persen (YoY) hingga Rp127 triliun.
Pertumbuhan KPR BCA sebesar 8,4 persen menjadi Rp137,6 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2 persen mencapai Rp65,4 triliun. Dengan demikian, total pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6 persen (YoY) hingga Rp226,4 triliun.
Outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) juga masih tumbuh 9,4 persen (YoY) mencapai Rp23,4 triliun.
Kualitas pinjaman BCA terjaga solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) 5,7 persen pada semester I 2025, membaik dari 6,4 persen pada tahun sebelumnya. Rasio non performing loan (NPL) terkelola di level 2,2 persen. Pencadangan NPL dan LAR memadai, masing-masing 167,2 persen dan 68,7 persen.
Ditopang CASA, DPK BCA naik 5,7%

Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BCA juga masih naik 5,7 persen (YoY) menyentuh Rp1.190 triliun per Juni 2025.
Dana giro dan tabungan (CASA) BCAsecara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5 persen dari total DPK, tumbuh 7,3 persen mencapai Rp982 triliun.
Total frekuensi transaksi yang diproses BCA naik 17 persen (YoY) pada semester I 2025, tumbuh 3,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan frekuensi transaksi tersebut ditopang oleh transaksi mobile dan internet banking yang naik 19 persen (YoY).
Untuk memacu jumlah simpanan, aplikasi myBCA konsisten dikembangkan, dan salah satu inovasi terbaru adalah integrasi portofolio saham dan obligasi di BCA Sekuritas ke dalam aplikasi myBCA. Terdapat juga tambahan mata uang Won Korea Selatan pada Poket Valas myBCA, sehingga kini tersedia 17 mata uang asing pada menu tersebut.