BUSINESS

Survei Populix: 71% Masyarakat RI Berinvestasi Lewat Aplikasi

Bibit merupakan platfrom investasi paling banyak dipakai.

Survei Populix: 71% Masyarakat RI Berinvestasi Lewat Aplikasiilustrasi investasi (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
01 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Fenomena pandemi Covid-19 menjadi salah satu momentum pendorong masyarakat menyadari pentingnya memiliki perencanaan keuangan. Survei Populix bertajuk “Insights and Future Trends of Investment in Indonesia” menunjukkan masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran dalam berinvestasi, khususnya generasi milenial. 

Survei ini dilakukan pada 24-28 Oktober 2022 secara online melalui aplikasi Populix terhadap total 1.038 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-55 tahun di Indonesia.  Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner tertutup dengan format pilihan ganda tunggal dan pilihan ganda kompleks. 

Dari hasil survei terungkap, mayoritas (72 persen) responden mengatakan telah berinvestasi, terutama di kalangan generasi millennials. Angka tersebut meningkat bila dibandingkan dengan survei Populix pada Januari 2021 yang mana hanya ada kurang dari setengah responden (44 persen) menyatakan mulai berinvestasi. 

“Kehadiran berbagai aplikasi investasi di tanah air mendorong inklusivitas kepada anak muda untuk mulai berinvestasi, ini terlihat juga dari mayoritas responden yang memilih menjalankan investasi melalui aplikasi," kata Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu dalam keterangannya, Kamis (1/12).

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, survei juga menunjukkan bahwa para responden ini telah mempertimbangkan aspek-aspek kondisi keuangan mereka, kejelasan informasi, serta profil risiko dari masing-masing instrumen investasi.

Artinya, saat ini mereka sudah memiliki kesadaran dan literasi keuangan yang lebih baik sebelum memulai untuk berinvestasi. Ini menjadi catatan positif untuk Indonesia. Namun, fenomena ini juga menjadi alarm pengingat diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak untuk terus mengimbangi minat anak muda Indonesia pada tren investasi dengan literasi keuangan yang lebih baik lagi. 

Tujuan investasi masyarakat

Mayoritas responden (64 persen) dari segala rentang usia memiliki tujuan utama berinvestasi untuk mempersiapkan dana darurat. Jika melihat perilaku berinvestasi dari setiap generasi, survei menunjukkan selain untuk mempersiapkan dana darurat, Gen Z dan millennials cenderung berinvestasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, sementara Gen X memiliki tujuan untuk mengumpulkan dana pensiun.

Reksa dana (47 persen) masih menempati instrumen investasi paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia sejak 2021. Selain itu, instrumen investasi lain yang saat ini juga banyak dipilih meliputi perhiasan emas (46 persen), saham (32 persen), logam mulia (30 persen), deposito (29 persen), properti (21 persen), hingga kripto (20 peren).

Bedanya, Gen Z cenderung memilih investasi dalam bentuk reksa dana, sementara milennial dan Gen X lebih tertarik untuk berinvestasi pada perhiasan emas. Instrumen investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memiliki profil risiko rendah merupakan dua alasan utama para responden dalam memilih instrumen investasi yang dituju. 

Untuk mencari informasi seputar instrumen investasi, sebagian besar (68 persen) masyarakat Indonesia memanfaatkan media sosial, khususnya YouTube dan Instagram. Selain itu, mereka juga mencari informasi resmi dari OJK (42 persen), teman atau rekan kerja (40 persen), situs resmi institusi keuangan (34 persen), dan influencer (32 persen).

Sumber dana dan platform investasi masyarakat Indonesia

Dalam berinvestasi, 5 dari 10 responden mengatakan mereka menyisihkan sebagian dana dari pendapatan rutin serta uang tabungan. Di antara 54 persen responden yang mengalokasi anggaran dari pendapatan rutin, mayoritas menyisihkan sekitar Rp100.000-Rp250.000 pendapatan. Di sisi lain, responden juga mengalokasikan 5-10 persen untuk sumber dana investasi dari pendapatan lainnya, seperti tabungan, bonus atau penghasilan tambahan, THR, dana dari keluarga, dana darurat, dan hasil penjualan aset.

Responden cenderung berinvestasi melalui platform aplikasi, bank, atau bahkan keduanya. Sebesar 71 persen responden memilih berinvestasi melalui aplikasi karena beberapa alasan: kemudahan dalam satu aplikasi, ketentuan investasi yang tidak rumit, serta hanya membutuhkan modal yang relatif kecil.

Platform aplikasi investasi Bibit paling banyak digunakan oleh setengah responden (56 persen), diikuti DANAeMAS (33 persen), Ajaib (28 persen), Tokopedia (25 persen), dan OVO Invest (20 persen). 

Sedangkan, 44 persen responden yang memilih untuk berinvestasi melalui bank mengatakan, mereka menganggap bank sebagai perusahaan terpercaya untuk keperluan investasi, kemudahan dalam berinvestasi, dan memiliki ketentuan yang tidak rumit. Beberapa bank utama yang dipercaya oleh responden untuk berinvestasi meliputi BRI (31 persen), BCA (31 persen), Bank Mandiri (30 peren), dan BNI (27 persen).

Related Topics