BUSINESS

Sulit Punya Rumah, Backlog Perumahan Berpotensi Bertambah

Backlog perumahan dikhawatirkan bakal meningkat ke depan.

Sulit Punya Rumah, Backlog Perumahan Berpotensi BertambahPerumahan Samesta Parayasa, Bogor. (parayasa.com)
05 April 2024

Fortune Recap

  • Pemerintah mengeklaim pengurangan backlog perumahan di Indonesia setiap tahunnya, turun dari 10,51 juta unit pada 2022 menjadi 9,9 juta unit pada 2023.
  • Kepala Ekonom PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Martin Daniel Siyaranamual, menyatakan data backlog perlu disikapi bijaksana dengan alokasi KPR melalui FLPP.
  • FLPP yang disalurkan sejak 2010 belum bisa menghilangkan angka backlog pemilikan rumah, dengan kuota penerima bantuan subsidi perumahan tahun ini dipangkas.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah mengeklaim pengurangan kesenjangan antara permintaan dan penawaran perumahan, atau yang biasa disebut backlog, di Indonesia terus berkurang setiap tahunnya.

Berdasarkan informasi yang diambil dari Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah backlog rumah menurun dari 10,51 juta unit pada 2022 menjadi 9,9 juta unit pada 2023.

Kepala Ekonom PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), Martin Daniel Siyaranamual, menyatakan data backlog perumahan perlu disikapi dengan bijaksana walaupun pemerintah telah mengalokasikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk ratusan ribu unit rumah subsidi.

"Backlog itu sendiri masih gede. Kalau berdasarkan hitung-hitungan data, itu paling tidak nambahnya antara 120.000 –170.000 per tahunnya," kata Martin dalam konferensi pers di Kantor SMF, Jakarta, Kamis (4/4).

Kendati pembiayaan FLPP sudah disalurkan sejak 2010, Martin mengatakan itu belum bisa menghilangkan angka backlog pemilikan rumah. Terlebih, kuota penerima bantuan subsidi perumahan tahun ini dipangkas.

"Dari 2023 dialokasikan untuk 220.000 unit, sekarang tahun 2024 (pembiayaan FLPP) turun jadi 166.000. Jawabannya jelas. Enggak cukup [untuk memangkas angka backlog]," kata dia. 

Related Topics