BUSINESS

TV Masih Mendominasi, Belanja Iklan 2021 di Indonesia Capai Rp256 T

Belanja iklan di Indonesia tumbuh 13 persen pada 2021.

TV Masih Mendominasi, Belanja Iklan 2021 di Indonesia Capai Rp256 TSeorang petugas keamanan menonton siaran TV analog di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
by
14 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Laporan tahunan Nielsen menunjukkan belanja iklan sepanjang 2021 di Indonesia tumbuh 13 persen dari tahun sebelumnya. Total belanja iklan untuk televisi, kanal digital, media cetak dan radio mencapai Rp259 triliun.

Jika diperinci, televisi masih menjadi saluran iklan pilihan para jenama dengan porsi 78,2 persen, disusul kanal digital 15,9 persen, media cetak 5,5 persen, dan radio 0,4 persen.

“Televisi masih menjadi saluran iklan utama karena sifatnya yang dapat menjangkau audiens lebih banyak dalam waktu bersamaan. Peningkatan ini menandakan bahwa kepercayaan untuk beriklan di tengah pandemi masih tinggi,” kata Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, pada keterangannya, Senin (14/3).

Sepanjang 2021, Nielsen bahkan menemukan pertumbuhan positif pada 9 dari 10 kategori yaitu aplikasi layanan daring, perawatan wajah, perawatan rambut, kopi dan teh, rokok kretek, bumbu masakan, susu dan turunannya, makanan instan.

Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh kategori aplikasi layanan daring dengan belanja iklan Rp42,8 triliun atau naik 67 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.  

Namun, iklan pada kategori pemerintah dan organinasi partai mencatatkan penurunan sebesar 4 persen karena belum dimulainya periode pesta politik.

Perluas pemantauan ke media sosial

Nielsen memperlebar tipe dan jumlah media digital yang dimonitor di layanan Nielsen Digital Ad Intel. Sejak Januari 2022, Nielsen mulai memonitor biaya iklan di media sosial yaitu Facebook, Twitter, dan Instagram.

Nielsen Digital Ad Intel merupakan layanan pengukuran belanja iklan yang sebelumnya telah membantu pemasar memantau belanja iklan di 200 situs teratas di Indonesia, termasuk di dalamnya 27 kanal Youtube dengan trafik yang tinggi.

“Tidak berhenti disitu, Nielsen juga akan segera menjangkau Google Engine Ads, Snapchat, bahkan TikTok. Dengan memperluas cakupan, kami yakin Nielsen bisa memberikan sejauh apa tolak ukur efektivitas iklan digital yang lebih komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasar sebenarnya,” kata Hellen.

Belanja iklan di media sosial

Nielsen juga menemukan hasil yang menarik antara belanja iklan di media sosial dan non media sosial. Kategori online service dan telekomunikasi memiliki belanja iklan paling besar pada keduanya.

Namun, beberapa kategori lain memiliki strategi belanja iklan yang berbeda. Pada media sosial, kategori institusi keuangan, perbankan, e-channel, peritel, dan perusahaan perangkat lunak tercatat mengeluarkan angka belanja iklan lebih besar.

Sedangkan kategori perawatan wajah, perusahaan minuman dan rokok mencatatakan belanja iklan yang lebih besar di tipe non media sosial.

“Nielsen Digital Ad Intel juga mencatat ada lebih dari 300 ribu kreatif iklan yang tayang dalam tiga media sosial tersebut, di bulan Desember 2021. Ini menggambarkan seberapa fluid-nya dan pentingnya kreatif iklan di digital. Melalui peningkatan ini, pengiklan dapat memonitor iklan atau gaya komunikasi yang digunakan oleh kompetitornya,” kata Hellen.

Related Topics