Jakarta, FORTUNE - Produsen mobil sport mewah asal Italia, Ferrari menaikkan proyeksi tahunannya. Perusahaan menargetkan pendapatan 9 miliar euro (US$10,5 miliar) pada 2030.
Ferrari juga memperkirakan pendapatan bersihnya bisa mencapai 7,1 miliar euro sepanjang 2025, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 7 miliar euro, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 5 persen. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh penjualan mobil sport dan aktivitas lain yang terkait dengan kendaraan, serta didukung oleh visibilitas kuat dari jumlah pesanan (order book).
Peningkatan pendapatan tersebut akan berasal dari peningkatan bauran produk (product mix) serta tingkat personalisasi yang lebih tinggi. Selain itu, pendapatan dari segmen Balap (Racing) dan Gaya Hidup (Lifestyle) juga diperkirakan akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan.
Di sisi lain, Ferrari juga menargetkan perolehan EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) mencapai setidaknya 2,75 miliar euro pada 2030, dengan margin minimal 30 persen, terdorong oleh bauran produk yang kuat, termasuk model edisi terbatas, rangkaian produk yang diperluas, serta personalisasi.
Volume penjualan juga diperkirakan akan memberikan kontribusi positif, meskipun dalam tingkat yang lebih rendah.
Benedetto Vigna, CEO Ferrari mengatakan, untuk memperkaya jajaran produk, dalam setahun Ferrari setidaknya akan meluncurkan empat model baru pada 2026-2030, sesuai profil pelanggan. Kendati ada banyak model yang diluncurkan, tetapi sang dipastikan volumenya tetap terjaga demi menjaga kelangkaan (scarcity) dan eksklusivitas.
“Prinsip kami tetap: kelangkaan adalah inti model bisnis Ferrari. Kami ingin setiap mobil terasa unik dan eksklusif di jalan. Karena itu, kami tidak akan meningkatkan volume besar-besaran,” kata Vigna dalam acara Capital Markets Day di Italia, Kamis (9/10) lalu.
Bersamaan dengan proyeksi dan panduan kinerja bisnis tersebut, perusahaan juga mengungkapkan bocoran awal terkait produksi mobil listrik pertamanya yang bernama Ferrari Elettrica. Mobil listrik yang diperkirakan meluncur pada musim 2026 ini disebut -sebut bakal hadir dengan model SUV serupa Ferrari Purosangue bertenaga lebih dari 1.000 horsepower (hps).
Ferrari Elettrica mengusung sejumlah inovasi termasuk pengembangan komponen strategis yang dikerjakan secara internal seperti baterai, e-axles, inverter, dan motor listrik, serta kolaborasi dengan mitra dan universitas untuk solusi terbaik.
Dengan adanya varian baru ini, perusahaan memperkirakan pada 2030, jajaran sports car Ferrari akan terdiri dari 40 persen kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE), 40 persen hybrid, dan 20 persen listrik.
“Elettrica harganya belum ditetapkan dan akan dibahas bersama tim menjelang peluncuran final. Kami tidak menentukan porsi penjualan per tipe mesin (ICE, hybrid, EV), melainkan proporsi model yang ditawarkan,” katanya.