Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi gerai Mixue/Dok. Mixue

Jakarta, FORTUNE - Mixue Ice Cream and Tea kini menjadi jaringan makanan cepat saji terbesar di dunia berdasarkan jumlah gerai. Perusahaan asal Cina ini menutup tahun lalu dengan 45.000 gerai yang tersebar di Cina dan 11 negara lainnya, lebih dari dua kali lipat jumlahnya dalam tiga tahun terakhir. Faktor utama kesuksesannya adalah harga yang sangat terjangkau, dengan es krim dan minuman manis dijual di bawah US$1.

Jaringan bubble tea ini kini memiliki lebih banyak gerai dibandingkan McDonald’s dan Starbucks. Hingga September tahun lalu, Mixue telah membuka lebih dari 45.000 gerai, termasuk di Thailand, Singapura, dan Australia. Sebagai perbandingan, McDonald’s memiliki lebih dari 43.000 restoran di lebih dari 100 negara, sementara Starbucks mengoperasikan sekitar 40.000 gerai di seluruh dunia.

Menurut Technomic, jaringan ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Mixue, yang diucapkan "ME-schway," didirikan pada 1997 di Provinsi Henan, Cina, sebagai toko es serut kecil. Pada awal tahun ini, perusahaan resmi melantai di bursa saham Hong Kong dan berhasil mengumpulkan dana sebesar 3,45 miliar dolar Hong Kong. Demikian dilaporkan Firstpost, dikutip Jumat (7/3).

Strategi bisnis berbeda dan rencana ekspansi

Mixue menerapkan model bisnis yang berbeda dibandingkan merek lain. Alih-alih hanya berfokus pada ritel, Mixue berperan sebagai pemasok bahan baku untuk para mitra waralaba. Berbeda dengan Starbucks yang mengelola langsung 53 persen dari gerainya, lebih dari 99 persen gerai Mixue dioperasikan oleh mitra waralaba.

Strategi harga murah menjadi faktor utama kesuksesan Mixue. Di salah satu gerainya di Causeway Bay, Hong Kong, seorang pelanggan bernama Wang Li mengungkapkan alasannya memilih Mixue. “Saya bahkan tidak repot-repot mengecek harga,” ujarnya kepada CNN.

Selain harga, Mixue juga membangun daya tarik budaya melalui maskotnya, Snow King, dan lagu tema yang mudah diingat. The Wall Street Journal menyebutkan bahwa Snow King kini setara dengan Ronald McDonald atau Colonel Sanders dalam hal popularitas di Cina.

Mixue berencana untuk terus berekspansi secara global, meskipun belum menyebutkan rencana memasuki pasar Amerika Serikat. Saat ini, sekitar 90 persen gerainya masih berada di Cina, sementara sisanya tersebar di 10 negara Asia dan Australia. Analis bisnis Ernan Cui menilai bahwa keberhasilan Mixue terletak pada kemampuannya menarik konsumen di kota-kota kecil, di mana permintaan akan produk dengan harga terjangkau sangat tinggi.

Menurut Business Insider, harga termurah di Mixue Singapura adalah Signature King Cone Ice Cream seharga SGD 1,50. Sementara minuman termahal, Cheese Strawberry Drink, dijual seharga SGD 4. Sebagian besar minuman Mixue berkisar antara SGD 2,50 hingga SGD 3,50.

Perjalanan Mixue

Mixue didirikan oleh Zhang Hongchao di Zhengzhou, ibu kota Provinsi Henan. Awalnya, ia mencoba bisnis es serut dengan merek Coldsnap, tetapi gagal. Pada 2005, ia mulai menjual es krim cone seharga 1 yuan, yang langsung populer di kalangan pelajar dan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Strategi harga rendah ini membuat Mixue berkembang pesat.

Pada 2007, Zhang Hongfu, adik Zhang Hongchao, bergabung sebagai salah satu pendiri dan kini menjabat sebagai CEO perusahaan. Sementara itu, kakak tertua mereka tidak lagi terlibat dalam operasional harian Mixue.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, IPO Mixue membuat kekayaan gabungan Zhang Hongchao dan Zhang Hongfu mencapai US$8,1 miliar, melampaui mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, yang memiliki kekayaan lebih dari US$6 miliar.

Dengan strategi bisnisnya yang unik, harga terjangkau, dan ekspansi agresif, Mixue terus memperkuat posisinya sebagai jaringan makanan cepat saji terbesar di dunia.

Editorial Team